Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Ganjar di Panggung Pilpres di Bawah Digdaya Kuasa Megawati...

Kompas.com - 26/10/2022, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 masih samar.

Sejak lama, Ganjar digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden (capres) terkuat. Menurut survei berbagai lembaga, elektabilitasnya hampir selalu berada di puncak.

Namun, modal besar itu tak membuat Ganjar jadi anak emas partainya. Malahan, baru-baru ini dia dijatuhi sanksi oleh PDI-P karena pengakuannya soal siap maju jadi capres.

Baca juga: Ketika Ganjar Konsisten soal Siap Capres walau Sudah Dipanggil 3 Kali oleh PDI-P

Berulang kali elite PDI-P menegaskan, perihal capres merupakan kewenangan Megawati Soekarnoputri, penguasa tertinggi partai banteng.

Mau tak mau, Ganjar harus tunduk pada aturan ini. Nasib Gubernur Jawa Tengah itu pun berada di bawah kuasa mutlak Mega.

Modal besar

Menurut survei banyak lembaga, elektabilitas Ganjar sebagai capres berada di kisaran angka 20 persen, bahkan lebih. Persentase tersebut kerap menempatkannya di puncak tertinggi survei elektabilitas capres, bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada Sabtu (22/10/2022) misalnya, elektabilitas Ganjar menyentuh angka 24 persen.

Mengekor setelahnya Prabowo Subianto dengan elektabilitas 21 persen, lalu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 18,7 persen.

Baca juga: Beda Sikap PDI-P Saat Jatuhkan Sanksi: Teguran Lisan untuk Ganjar, Keras dan Terakhir pada Dewan Kolonel

Survei Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan hasil serupa. Dalam survei yang dirilis Minggu (2/10/2022), elektabilitas Ganjar disebut yang paling tinggi (29 persen).

Di posisi kedua ada nama Prabowo (19,6 persen), lalu Anies (17,4 persen).

Sejalan, survei Charta Politika yang dirilis Kamis (22/9/2022) juga memperlihatkan bahwa elektabilitas Ganjar menduduki urutan puncak (31,3 persen). Dua nama setelahnya lagi-lagi Prabowo (24,4 persen) dan Anies (20,6 persen).

Disentil, ditegur

Capaian itu rupanya tak cukup membuat Ganjar mendapat tempat spesial di PDI-P. Malahan, dia berkali-kali disentil oleh elite partainya sendiri karena disebut berambisi maju jadi capres.

Dia pernah disebut kemajon atau kelewatan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul karena terang-terangan menunjukkan keinginannya jadi calon RI-1.

Sementara, atas alasan yang sama, politisi PDI-P Trimedya Panjaitan pernah menyentil Ganjar dengan menyebutnya kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.

Baca juga: Jalan Terjal Ganjar Menuju Panggung Pilpres: Diserang Internal PDI-P, Disanksi karena Siap Jadi Capres

Belakangan, Ganjar ditegur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P buntut pernyataannya soal siap jadi capres.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com