Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Tegaskan Gangguan Ginjal Akut Misterius Tak Terkait Virus dan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 21/10/2022, 22:40 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gubadi Sadikin mengatakan, kasus gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/(AKI) tidak terkait dengan virus Covid-19.

Budi Gunadi mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memeriksa dugaan ini dan tidak menemukan keterkaitan Covid-19 dengan gangguan ginjal akut misterius pada anak.

Menurutnya, pasien yang memiliki antibodi Covid-19 masih sangat sedikit.

“Kita coba mengaitkan apa ini gara-gara Covid-19 karena ini baru keluar? Sesudah kita lihat, ternyata enggak,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di kantor Kemenkes, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Kemenkes dan BPOM Periksa Puluhan Obat Sirup yang Diminum Pasien Gangguan Ginjal Akut

Selain itu, gangguan ginjal akut ini juga disebut tidak terkait dengan vaksin Covid-19.

Sebab, pasien dengan usia di bawah lima tahun belum mendapatkan vaksin. Sementara pasien berusia balita.

Karena dua hal itu, Kemenkes kemudian menyimpulkan gangguan ginjal akut misterius tidak terkait dengan Covid-19.

“Begitu ini dilihat bukan Covid-19, mungkin ini disebabkan oleh patogen lain selain Sars Cov-2,” ujar Budi Gunadi.

Baca juga: Menkes: Gangguan Ginjal Akut Misterius Belum Masuk KLB

Budi Gunadi lantas mengaku, pada September lalu, pihaknya sempat bingung menghadapi fenomena ini.

Saat itu, gangguan ginjal akut menyerang banyak anak-anak. Sementara berdasarkan pemeriksaan Kemenkes gangguan ginjal ini ini tidak disebabkan bakteri, virus, maupun parasit.

“Yang membuat kita agak terbuka adalah ada kasus di Gambia tanggal 5 Oktober dan ini disebabkan oleh senyawa kimia,” kata Budi Gunadi.

Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus gangguan ginjal akut misterius di Gambia disebabkan karena cemaran senyawa kimia etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG).

Baca juga: Menkes: Gangguan Ginjal Akut Capai 241 Kasus, Meninggal 133 Orang

Kemenkes kemudian kembali melakukan pemeriksaan dan mendapati etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) ada di dalam darah pasien gangguan ginjal akut misterius.

“Kita cek balik ke anak-anak, ada enggak zat-zat senyawa tersebut istilah tesnya namanya toksikologi,” ujar Budi Gunadi.

Sebelumnya, Kemenkes mengumumkan pasien gangguan ginjal akut misterius bertambah menjadi 241 kasus. Dari jumlah tersebut, 133 pasien dinyatakan meninggal dunia. Mayoritas dari mereka merupakan balita.

Menurut Budi Gunadi, fatality rate penyakit ini mencapai 55 persen.

Kemudian, berdasarkan pemeriksaan Kemenkes, senyawa kimia berbahaya itu ditemukan dalam obat sirup yang dikonsumsi para pasien.

Saat ini, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan obat sirup yang diminum oleh pasien gangguan gagal ginjal akut misterius.

Baca juga: Kemenkes Akan Datangkan 200 Vial Obat Penawar Atasi Gangguan Ginjal Akut, 1 Vial Rp 16 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com