Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Politik Wanda Hamidah, Aktivis yang Ikut Tumbangkan Orde Baru, Kini Gabung ke Golkar

Kompas.com - 21/10/2022, 12:10 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wanda Hamidah tidak hanya dikenal sebagai aktris, tetapi juga aktivis dan politisi.

Lebih dari dua dekade wajahnya wara-wiri di jagat politik tanah air. Dalam perjalanannya, Wanda berpindah dari satu partai politik ke parpol lain.

Perempuan kelahiran 21 September 1977 itu mengawali karier politiknya di bawah Partai Amanat Nasional (PAN), lalu berpindah ke Partai Nasdem. Kabar terbaru, Wanda bergabung ke Partai Golkar.

Baca juga: Golkar Resmi Kenalkan Wanda Hamidah Sebagai Kader

Berikut rekam jejak Wanda Hamidah sebagai aktivis dan di panggung politik.

Aktivis reformasi

Sebelum terjun ke politik, Wanda vokal menyuarakan reformasi. Saat itu, tahun 1998, dia yang masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta ikut mendorong tumbangnya rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto.

Bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa, Wanda terjun unjuk rasa menuntut perbaikan pemerintahan. Saat itu, terjadi krisis moneter yang memporak-porandakan ekonomi rakyat.

Wanda juga lantang menolak rezim otoriter. Dia mengkritik keras penculikan para aktivis, pembatasan kebebasan berpendapat, hingga pelarangan buku oleh pemerintah.

“Kita tahu para aktivis yang kritis itu pada saat itu diculik, disiksa dan banyak yang meninggal dunia jadi resiko-resiko itu harus kita hadapi jadi betapa mencekam dan mengerikannya pada saat itu ketika kita bersikap kritis terhadap pemerintah,” kata Wanda dalam pernyataannya, 1 Oktober 2019, dikutip dari laman resmi Partai Nasdem.

Baca juga: Tinggalkan Nasdem, Wanda Hamidah: Saat Ini Golkar Partai yang Tepat untuk Berjuang

Pascatragedi Trisakti 12 Mei 1998, Wanda tidak hanya aktif menyuarakan agenda reformasi, tetapi juga penegakan hak asasi manusia (HAM). Dia pernah dipercaya sebagai juru bicara Tim Penuntasan Tragedi Berdarah Trisakti.

Wanda pun berjanji untuk meneruskan perjuangan rekan-rekannya sesama mahasiswa yang gugur dalam demonstrasi.

"Saya berjanji akan meneruskan perjuangan mereka," kata Wanda seperti diberitakan Harian Kompas, 7 Juni 2011.

Wanda pernah terang-terangan menyayangkan keputusan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) saat itu, Salahudin Wahid, yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) Wiranto untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Wiranto dan Salahudin Wahid atau Gus Solah maju sebagai capres cawapres Partai Golkar.

Baca juga: Wanda Hamidah: Saya Ingin di Partai yang Perjuangkan Keadilan, Bukan Menzalimi Rakyat

Ketika itu, Wanda begitu khawatir jika Wiranto dan Gus Solah terpilih, agenda reformasi bakal semakin jauh dari harapan.

"Ya kita kan tahu, siapa Gus Solah dan siapa Wiranto? Komnas HAM sendiri sudah menegaskan, Wiranto masih diduga bertanggung jawab terhadap Tragedi Trisakti, Semanggi I dan II, serta Kerusuhan Mei 1998," kata Wanda, 4 Mei 2004, dikutip dari Harian Kompas.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com