Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Ungkap Jokowi Pernah Ingin Novel Baswedan Tetap di KPK: Biar Ada yang Takut

Kompas.com - 21/10/2022, 09:46 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan, Presiden Joko Widodo pernah berharap agar Novel Baswedan tetap menjadi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Mahfud, keinginan itu disampaikan Jokowi saat Novel Baswedan dipecat dari lembaga antirasuah. Salah satu alasan Jokowi, sebut Mahfud, agar orang takut melakukan korupsi bila Novel tetap di lembaga tersebut.

Baca juga: DPR Tolak RUU Pembatasan Uang Kartal, Mahfud: Katanya Politik Harus Bawa Uang Tunai

“(Presiden) bilang kepada saya bilang, 'Pak Mahfud kenapa tuh KPK, Novel Baswedan dibegitukan? Kenapa sih enggak tetap saja di KPK biar ada yang takut?' ini kata Pak Jokowi,” ujar Mahfud dalam podcast bertajuk 'Rocky Gerung Kritik, Mahfud MD Tergelitik' yang tayang di RGTV Channel ID, sebagaimana dikutip Jumat (21/10/2022).

Kompas.com telah mendapatkan izin dari Redaksi RGTV channel ID untuk mengutip video tersebut.

Sebagaimana diketahui, Novel dipecat dengan alasan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) saat status ribuan pegawai KPK dialihkan menjadi ASN. Sebanyak 57 pegawai termasuk Novel dan penyidik senior lainnya diberhentikan.

Baca juga: Tanggung Jawab Pidana Tragedi Kanjuruhan, Mahfud: Bisa Saja Kena Ketua PSSI

Menurut Mahfud, saat KPK memecat Novel Baswedan secara hukum persoalan tersebut telah selesai. Namun, Jokowi menyampaikan keinginan dan rasa heran itu kepada dirinya dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.

Akhirnya, pemerintah mencari alternatif dengan cara mengangkat Novel Baswedan dan rekan-rekannya menjadi ASN di Polri.

“Secara hukum sudah enggak ada dasarnya, presiden peringatkan diangkat lagi itu si Novel Baswedan suruh milih kalau mau ke Kapolri. Diselamatkan oleh Polri dan masuk lagi sekarang,” tuturnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menilai kebanyakan orang tidak mengetahui Presiden Jokowi memiliki rasa manusiawi saat melihat Novel Baswedan dipecat dari KPK.

Baca juga: Gaya Mahfud MD, Kerja Pakai Kacamata Sport Rudy Project

Menurutnya, beberapa orang di dalam pemerintahan memperjuangkan nasib Novel dan koleganya.

Selain itu, beberapa orang juga mendatangi dirinya, termasuk eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah, guna mengupayakan nasib Novel.

“Yang begini-gini orang enggak tahu kan, anda enggak tahu juga mereka yang datang ke saya siapa, Febri Diansyah, siapa itu memperjuangkan si Novel Baswedan dan saya menawarkan cara-cara begini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com