Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Isi Pertemuan dengan Andika Perkasa, Anies: Terkait Jakarta

Kompas.com - 17/10/2022, 22:50 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menampik jika pertemuannya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait urusan politik.

Anies mengungkapkan, komunikasinya dengan Andika Perkasa tidak terkait pencarian calon wakil presiden (cawapres).

“Jadi ada beberapa program terkait dengan Jakarta, TNI, kemudian dibahas bersama,” kata Anies Baswedan ditemui di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Kemudian, Anies mengatakan, pertemuan dengan Andika berlangsung bulan lalu saat dirinya masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Baca juga: Usung Anies Jadi Capres, Surya Paloh: Ada yang Mengatakan, Betapa Bodohnya Nasdem

Namun, Anies Baswedan tidak menjabarkan secara rinci kapan perhelatan tersebut.

“Pembahasannya lebih banyak terkait Jakarta. Itu sudah hampir sebulan lalu,” ujarnya.

Di sisi lain, Anies mengaku tak ingin buru-buru mencari figur cawapres.

Ia merasa masih banyak hal yang perlu dipikirkan sebelum menentukan siapa pendampingnya untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Salah satunya, penjajakan koalisi yang tengah dilakukan oleh Partai Nasdem.

“Proses pembentukan koalisi masih berjalan. Jadi, saya rasa akan lebih bijak apabila proses penentuan pasangan itu dilakukan dengan seksama dan bukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” katanya.

Baca juga: Berharap Kebersamaan AHY-Anies Terus Terjaga, Demokrat: Mudah-mudahan Terbuka Jalan

Sementara itu, pertemuan Anies dan Andika diketahui dari tayangan YouTube Andika yang diunggah pada Jumat (14/10/2022).

Keduanya berjumpa di Subden Mabes TNI, Gambir, Jakarta Pusat.

Andika menjelaskan mesti berkantor sementara di Subden Mabes TNI karena kantornya, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, tengah direnovasi.

Baca juga: Demokrat Klaim Jadi Panggung Pertama Anies Masuk ke Politik Formal

Diketahui, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh memberikan hak kepada Anies Baswedan untuk figur cawapres yang akan mendampinginya.

Surya Paloh beralasan tidak mau mengawinkan paksa Anies dengan figur yang tak cocok dengannya.

Sementara itu, bangun koalisi antara Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum juga terbentuk.

Partai Nasdem harus membentuk koalisi agar Anies Baswedan bisa turut serta dalam kontestasi Pilpres 2024.

Pasalnya, Partai Nasdem tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Baca juga: Nasdem dan PDI-P Panas karena Anies, Mentan: Aku Kerja Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com