Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Narasi Laporkan Dugaan Peretasan ke Bareskrim

Kompas.com - 30/09/2022, 21:36 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kuasa hukum Narasi, Ade Wahyudin melaporkan dugaan peretasan terhadap website perusahaan kliennya ke Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (30/9/2022).

Adapun laporan tersebut telah teregister dengan nomor: LP/B/0573/IX/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI, tanggal 30 September 2022.

"Jadi kita hari ini melakukan pelaporan terkait dengan dugaan adanya peretasan terhadap website teman-teman Narasi. Tapi hari ini kita mewakili secara PT, secara perusahaan pers-nya yang memang diduga website-nya diretas," kata kuasa hukum Narasi, Ade Wahyudin di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (30/9/2022) malam.

Baca juga: Ketua Komisi I Tegaskan Peretasan Puluhan Jurnalis Narasi adalah Ancaman Demokrasi

Ade mengatakan, adanya peretasan itu turut menghambat kinerja jurnalistik.

Dia menambahkan, pihak Narasi menyangkakan pasal terkait ilegal akses yakni Pasal 30, Pasal 32, dan Pasal 18 Undang-undang (UU) Pers.

“Jadi secara jelas kita masukkan, ini menghambat kegiatan jurnalistik dari teman-teman Narasi," kata Ade.

Menurut Ade, usai kejadian peretasan, tim IT dari Narasi sempat memeriksa persoalan peretasan itu.

Hasil pemeriksaan dari tim IT ini juga dikoordinasikan ke penyidik Bareskrim Polri.

"Memang ini masih dugaan, tentu ini menjadi tugas kepolisian untuk memeriksa lebih lanjut. Yang pasti ada kegiatan jurnalistik yang terhambat dan itu mengganggu khususnya informasi kepada publik dalam penyebaran informasi-informasi," ujarnya.

Saat membuat laporan, Ade mengatakan, pihaknya juga telah membawa alat bukti terkait peretasan pada website tersebut.

Ia mengatakan, dalam peretasan itu sempat ada tertulis 'diam atau mati'.

"Untuk bukti awal itu masih dalam log out, log in. Jadi kurang lebih ini, yang menjadi salah satu bukti kita informasi-informasi upaya akses masuk ya, dan kemudian bukan hanya itu sebenarnya, ada pesan masuk di dalamnya yaitu pesannya bisa kita baca 'Diam atau mati'. Jadi ini yang beberapa kali masuk dalam server klien kami, ke website klien kami, dan bukan hanya masuk tapi juga ada ancaman," katanya.

Baca juga: Akun Media Sosial Kru Narasi Diretas, AJI: Serangan Berlapis kepada Pers dan Publik

Diberitakan sebelumnya, selain website, akun media sosial milik sekitar 24 orang awak Narasi diretas sejak Sabtu (24/9/2022) hingga Senin (26/9/2022) siang.

Head of Newsroom Narasi Laban Laisila mengungkapkan, korban upaya peretasan itu tidak hanya kru redaksi, tetapi juga berasal dari bagian lain.

"Hingga siang ini pukul 14.00 WIB, ada sekitar 24 orang awak narasi, yang bukan hanya bagian dari newsroom tapi juga ada dari bagian finance, human capital, bahkan support system atau support product Narasi itu ada yang mencoba diakses, mencoba diretas," kata Laban dalam konferensi pers, Senin siang.

Laban menuturkan, sebagian akun media sosial milik kru Narasi ter-log in di perangkat baru sedangkan sebagian lainnya dimintai akses masuk.

Ia menjelaskan, percobaan peretasan itu sudah dimulai sejak Jumat (23/9/2022) tetapi baru diketahui pada Sabtu sore di mana seorang produser Narasi tidak bisa mengakses aplikasi WhatsApp.

Selang beberapa jam, seorang manajer pemberitaan di Narasi juga melaporkan bahwa ada percobaan pengambilalihan pada akun Facebook, Instagram, dan Telegram miliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com