Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Stok Kedelai di Indonesia Tak 100 Persen Tergantung Impor

Kompas.com - 19/09/2022, 14:43 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin agar stok kedelai di Indonesia tidak tergantung pada pasokan impor.

"Bapak Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100 persen tergantung impor karena dari hampir seluruh kebutuhan 2,4 (juta ton), itu produksi nasionalnya kan turun terus," kata Airlangga usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Apa Penyebab Harga Kedelai Naik?

Airlangga mengungkapkan, angka produksi kedelai dalam negeri terus turun karena harga komoditas itu tidak menarik bagi petani lokal.

Ia menyebutkan, petani lokal tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000 per kilogram, sedangkan harga kedelai impor dari Amerika Serikat berada di bawah itu yakni Rp 7.700 per kilogram, bahkan sempat di angka Rp 6.000 per kilogram.

"Jadi kalau petani disuruh milih tanam jagung atau kedelai, ya mereka larinya ke jagung semua. Nah sekarang kita kan ingin supaya ada mix, tidak hanya jagung saja tetapi juga kedelainya bisa naik," ujar Airlangga.

Untuk itu, kata Airlangga, pemerintah telah menyiapkan kebijakan agar kedelai produksi dalam negeri dibeli oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, penanaman kedelai juga akan menggunakan bibit yang dapat meningkatkan produktivitas dari 1,6-2 ton per hektar menjadi 3,5-4 ton per hektar.

"Langkah berikutnya adalah yang sudah disiapkan dari anggaran pemerintah itu untuk perluasan ke 300.000 hektar, itu anggarannya sudah disiapkan sekitar Rp 400 miliar," kata Airlangga.

Baca juga: Kedelai Diminati Perusahaan, Petani di Gunungkidul Masih Enggan Menanam, Ini Alasannya

Ia mengatakan, pada 2023, lahan pertanian kedelai juga akan ditingkatkan menjadi 600.000 hektar dari kondisi yang ada sekitar 150.000 hektar.

Diwawancarai terpisah, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan, Jokowi memerintahkan BUMN untuk membeli produk tani lokal, termasuk kedelai, agar petani fokus meningkatkan produksinya.

Sebab, selama ini para petani selalu dipusingkan oleh harga jual komoditas pangan yang kerap anjlok ketika panen besar-besaran.

"Tadi arahan Bapak Presiden, nanti produk petani itu jangan disusahkan soal pemasaran, jadi petani ya produksi. Petani yang produksi, kalau produksinya banyak dibeli harga yang untung oleh bisa Badan Pangan atau BUMN dibeli," kata Zulkifli.

Baca juga: 1 Kg Sabu Dalam Kemasan Susu Kedelai Diamankan, Diduga Milik Napi di Lapas Tarakan

Berdasarkan Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian, produksi kedelai dalam negeri hanya mampu menutupi tak sampai 10 persen dari total kebutuhan nasional pada 2022.

Dalam data yang ditunjukkan dalam rapat dengan Komisi IV DPR pada Maret 2022 itu, pemerintah memproyeksikan produksi kedelai dalam negeri hanya sebesar 200.315 ton.

Sementara itu, kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan mencapai 2.983.511 ton pada tahun ini. Itu artinya, produksi kedelai dalam negeri tahun ini diperkirakan hanya sekitar 6,8 persen dari kebutuhan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com