JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, peluang kerja sama antara partainya dengan PDI Perjuangan di Pemilu 2024 masih terbuka lebar.
Apalagi, Nasdem dan PDI-P sudah berjalan beriringan setidaknya selama 8 tahun untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2014.
"Kerja sama politik selalu mungkin dan cair, apalagi kerja sama politik antara Nasdem dan PDI-P yang telah dua kali sukses bersama-sama mengantar Pak Jokowi sebagai Presiden RI dan saat ini bahu membahu mensukseskan Kabinet Indonesia Maju," kata Johnny kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Hasto Sebut Ada Partai Elektoralnya Turun Usung Kader Parpol Lain, Sindir Nasdem?
Johnny mengaku, partainya selalu menganggap semua parpol sebagai sahabat. Ini dia sampaikan saat disinggung tentang kabar keretakan hubungan Nasdem dan PDI-P.
Nasdem, kata Johnny, tak ambil pusing soal pernyataan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyebut ada partai yang elektoralnya turun dan mencoba mengusung kader parpol lain.
Menurutnya, pernyataan Hasto menunjukkan bahwa PDI-P tengah sensitif menghadapi dinamika politik beberapa waktu belakangan.
Jika partai yang disinggung Hasto ditujukan buat Nasdem, kata Johnny, sedianya partainya memiliki elektoral yang cukup baik.
Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, Nasdem mendapat 36 kursi di DPR RI. Jumlah tersebut meningkat signifikan pada Pileg 2019 di mana partai pimpinan Surya Paloh itu mengantongi 63,9 persen suara atau 59 kursi DPR RI.
"Dan berpotensi terus bertumbuh pada Pileg 2024," ujar Johnny.
Baca juga: Sambut Baik Niat Silaturahmi, Nasdem Siapkan Karpet Merah untuk Puan
Johnny juga tak memusingkan pernyataan Hasto tentang partai yang mengusung kader parpol lain.
Menurut dia, partainya akan tetap fokus melakukan rekrutmen calon presiden dari putra-putri terbaik bangsa, tak terbatas dari kader internal Nasdem.
Johnny bilang, penting untuk berkolaborasi membangun demokrasi yang sehat demi menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
Dia menambahkan, ke depan, sikap terlalu sensitif tidak diperlukan dalam menghadapi dinamika politik. Sebaliknya, bahu membahu penting untuk membangun tanah air.
"Marilah mengambil peran yang konstruktif dan nggak perlu terlalu sensitif yang hanya akan menyita energi politik," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Sebelumnya, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyentil partai politik yang sudah mengusung capres, tetapi mencomot kader partai lain.
"Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” kata Hasto dalam keterangannya, Senin (18/7/2022).
Hasto tak menjelaskan partai yang ia maksud. Dia hanya mengingatkan kader partainya agar tak terpengaruh romantika politik pencapresan.
Kendati begitu, spekulasi publik tertuju pada Partai Nasdem. Pasalnya, sejak pertengahan Juni lalu, Nasdem telah mengumumkan 3 nama calon presiden di bursa pilpres mereka.
Salah satu yang hendak dicalonkan yakni Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo. Dua lainnya yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.