Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Toto TIS Suparto
Editor Buku Lepas, Ghostwritter

Editor Buku

Setelah Idul Adha, Kita Lepas Nafsu Kebinatangan

Kompas.com - 11/07/2022, 10:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SABTU (9/7/2022) pagi, Lapangan Minggiran di Mantrijeron, Yogyakarta, kedatangan ratusan warga yang akan mendirikan shalat Idul Adha 1443 Hijriyah.

Sementara tak jauh dari lapangan itu, sejumlah santri di Pondok Pesantren Krapyak melakukan aktivitas seperti biasa. Tak ada tanda-tanda Shalat Id di pondok tersebut.

Begitulah bila Idul Adha jatuh pada hari berbeda. Minggiran mewakili Muhammadiyah yang ber-Lebaran pada Sabtu dan Pondok Pesantren Krapyak yang bernuansa Nahdlatul Ulama mengikuti keputusan pemerintah untuk merayakan Idul Adha pada Minggu.

Untuk menenangkan umat, para ulama bilang ber-Lebaran pada Sabtu atau Minggu sama saja. Namun bicara soal keyakinan, tetaplah beda.

Mungkin yang dimaksud para ulama itu adalah semangatnya. Hikmah yang bisa diambil dari Idul Adha. Pendidikan dari sebuah ritual kurban. Kapan pun dirayakan, makna Idul Adha tetaplah sama.

Inilah tugas pengkhotbah untuk mengingatkan makna Idul Adha tersebut. Biasanya yang paling banyak disinggung adalah makna berkurban.

Idul Adha mengajari kita untuk ikhlas berkorban. Apapun, mau berkorban tenaga, berkorban pikiran hingga korban materi, hendaknya semua dilaksanakan dengan penuh keikhlasan.

Banyak di antara kita berat mengorbankan materi saking cinta harta di dunia. Nah, semangat berkurban akan mengikis kecintaan terhadap harta.

Hal itu pula disinggung oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, yang menjadi pengkhotbah di Lapangan Minggiran.

Membakar sifat kebinatangan

Selain menyinggung keikhlasan berkorban, Busyro juga menyampaikan simbol di balik penyembelihan hewan kurban itu.

Di antaranya ketika Nabi Ibrahim menjadikan domba sebagai hewan kurban, hal itu memiliki makna simbolik contoh kepada umat manusia untuk membakar sifat-sifat kebinatangan.

Pada diri kita, jika bicara sejujurnya, menempel sifat kebinatangan tersebut. Memang ada pula gambaran bagus. Kita hendaknya mau bergotong royong sebagaimana koloni semut.

Celakanya, acap digambarkan sifat yang jelek. Apapun keburukan binatang, ditempelkan kepada manusia.

Kadang kita jadi kejam, saat lain berubah rakus, dan acap pula menjadi mahluk tak berakal seperti binatang.

Sejak zaman dulu para pemikir acap menggambarkan sifat manusia dengan karakter binatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com