JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menorehkan sejarah dalam periode pemerintahan yang kedua dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia.
Jokowi mengunjungi kedua negara yang tengah bertikai itu dengan misi meretas jalan perdamaian.
Sebagai salah satu pemimpin negara di kawasan Asia, lebih khusus Asia Tenggara, lawatan Jokowi ke kedua negara itu dinilai sebagai terobosan.
Sebab, perang antara Rusia dan Ukraina juga berdampak luas bagi negara lain.
Peperangan membuat Ukraina tidak bisa mengekspor produk biji-bijian seperti gandum yang menjadi sumber bahan pangan di sejumlah negara.
Baca juga: BERITA FOTO: Suasana Pertemuan Jokowi dan Vladimir Putin di Kremlin
Jika produk pertanian itu tidak terkirim, maka diyakini bakal terjadi krisis pangan di dunia.
Krisis pangan itu bisa merembet menimbulkan gejolak sosial dan politik yang bakal membuat kondisi dunia semakin sulit di tengah pandemi Covid-19.
Di sisi lain, kunjungan Jokowi ke kedua negara itu adalah wujud praktik diplomasi Indonesia yang tidak memihak.
Indonesia berupaya netral atau tidak condong ke blok mana pun sehingga berharap bisa diterima semua pihak yang bertikai dengan baik.
Berikut ini sejumlah pendapat terkait makna di balik kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia.
Pengamat Militer Connie Rahakundini mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin mempertegas posisi Indonesia dalam merespons perang Rusia-Ukraina.
Ia mengatakan, Jokowi meluruskan bahwa Indonesia tidak berpihak ke mana pun atau bertahan sebagai negara nonblok.
"Ini sekarang meluruskan bahwa Presiden Jokowi tidak berpihak ke mana pun tapi berpihak pada keputusan non-aligned movement itu yang kita pertahankan," kata Connie dalam acara Satu Meja di Kompas TV, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: Misi Jokowi di Ukraina-Rusia: Dorong Perdamaian, Atasi Krisis Pangan
Connie mengatakan, kunjungan Jokowi ke dua negara tersebut perlu diapresiasi karena proses perdamaian kedua negara membutuhkan waktu yang panjang.
Menurut Connie, langkah Jokowi ini menjadi salah satu upaya menciptakan keseimbangan dunia setelah adanya prediksi dari Bank Dunia akan munculnya negara-negara gagal (the failed states).
"Itulah beliau langsung bersemangat menyelesaikan itu (konflik) ke sana," ujarnya.
Selain mengupayakan perdamaian, kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia juga membawa misi mencegah krisis pangan.
Ukraina dan Rusia adalah negara-negara eksportir biji-bijian seperti gandum hingga sereal ke berbagai negara.
Bahan baku itu menjadi sumber bahan pangan untuk diolah menjadi berbagai macam makanan bagi sejumlah negara.