Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAU Sebut Pembelian Alutsista Perlu Kecermatan guna Antisipasi Dinamika di Laut China Selatan

Kompas.com - 10/06/2022, 06:49 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo menyebutkan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra udara perlu kecermatan guna mengantisipasi dinamika di Laut China Selatan (LCS).

Menurut Fadjar, perkembangan yang terjadi di LCS menjadi salah satu dinamika yang mesti diantisipasi.

“Lingstra (lingkungan strategis) itu mudahnya mungkin kalau kita lihat yang sedang berkembang di sini adalah tetap hotspot-nya ada di Laut China Selatan atau Laut Tiongkok Selatan,” kata Fadjar saat memberikan sambutan dalam KSAU Award 2022 di Halim Perdanakusuma, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: KSAL Laksamana Yudo Margono: Alutsista Kita Rata-rata Sudah Tua

“Bagaimana kita membayangkan apa yang akan terjadi di sana? Dari situlah kita harus menarik seperti apa kita menyiapkan, mengantisipasinya,” sambung dia.

Selain faktor LCS, Fadjar mengatakan, pembangunan kekuatan TNI AU juga merujuk pada lingkungan strategis yang ada di dalam negeri seiring pemindahan ibu kota ke ibu kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Dalam realisasi rencana strategis seperti pembelian alutsista terbaru, Fadjar mengakui ada dinamika tersendiri dalam pemilihan alutsista yang tepat bagi Indonesia.

"Ke depan memang ada renstra, ada dinamika oleh Bapak Menteri Pertahanan di dalam pemilihan pemilihan-pemihan alutsista yang tepat,” terang dia.

“Tentunya tepat disesuaikan dengan ancaman, lingstra, dan kemampuan anggaran pemerintah,” jelas Fadjar.

Baca juga: IKN Rentan Ancaman Serangan Udara, Jenderal Andika Akui TNI Kekurangan Alutsista

Selain itu, Fadjar menyampaikan bahwa Indonesia ke depan berpeluang menggunakan nama F-15IDN, kode khusus pengguna jet tempur F-15EX apabila sepakat membeli pesawat asal Amerika Serikat itu.

Hal itu disampaikan Fadjar setelah dirinya menyadari bahwa belakangan ini semakin santer munculnya pemberitaan mengenai rencana pembelian alutsista.

Misalnya, pesawat peringatan dini hingga pesawat-pesawat command control.

“Ya, sebutkan di sini Rafale (Prancis) dan F-15EX atau yang nanti ke depan kita bisa jadi F-15IDN, pesawat angkut, baik A400 (A400M), C130 tipe J, pesawat helikopter, persenjataan lain UAV, dan lain sebagainya,” kata Fadjar.

Baca juga: Mabesad Bantah Proyek Pengadaan Alutsista Dikuasai Sahabat Jenderal Dudung

Fadjar menambahkan, TNI AU betul-betul mempelajari dan menyiapkan secara hati-hati dan cermat terhadap alutsista yang akan diakuisisi.

Kecermatan ini dibutuhkan karena alutsista yang dibidik akan digunakan bukan tiga sampai lima tahun ke depan, melainkan hingga puluhan tahun.

“Karena hitungannya adalah pembelian alutsista tidak digunakan dalam tiga sampai lima tahun, sampai 40 tahun. Tentunya ini harus membutuhkan perencanaan yang cermat dari generasi ke generasi dan dilanjutkan,” imbuh Fadjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com