Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Boediono, Sang Profesor Ekonomi yang Jadi Wapres Ke-11 RI

Kompas.com - 31/05/2022, 08:03 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Prof. Dr. H. Boediono, B.Sc, M.Ec.. adalah Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia. Dia menjabat sejak 20 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014.

Boediono merupakan wakil presiden yang mempunyai latar belakang ekonomi dan nonpartisan, selain Mohammad Hatta.

Boediono lahir pada 25 Februari 1943 di Blitar, Jawa Timur. Dia mengenyam pendidikan di kota kelahirannya, mulai dari SD sampai SMA.

Kemudian pada 1967, Boediono kuliah di Universitas Western Australia dan meraih gelar sarjana ekonomi. Boediono kemudian menikah dengan Herawati dan dikaruniai dua anak.

Baca juga: HUT ke-75 RI, Boediono Sebut Pandemi Covid-19 Akibatkan Paralisis

Lima tahun setelah lulus kuliah dari Australia, Boediono melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar master di Universitas Monash.

Kemudian pada 1979, Boediono meraih gelar PhD di bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, yang merupakan salah satu perguruan terbaik di dunia.

Pada usia 56 tahun, Boediono menerima penghargaan dari pemerintah Indonesia. Ia mendapat Bintang Mahaputra Adipradana.

Baca juga: HUT Ke-76 RI, Boediono Ingatkan Ancaman Kedaulatan, Serangan secara Digital

Penghargaan lainnya ia dapat dari University of Western Australia pada 2007. Melalui penghargaan itu, ia dinobatkan sebagai "Distinguished International Alumnus Award".

Karier politik

Boediono mengawali karier politik pada 1998.

Saat itu dia diangkat menjadi Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas di Kabinet Reformasi Pembangunan sampai 1999. Kabinet itu dipimpin Presiden BJ Habibie.

Boediono kembali masuk dalam kabinet sebagai Menteri Keuangan di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Lantas, pada 2001 sampai 2004, Boediono turut menyusun posisi para menteri di Kabinet Gotong Royong.

Baca juga: Boediono: Infrastruktur Harus Ada Blueprint, Tidak Sepotong-sepotong

Karier politik Boediono terus berlanjut dengan menjabat sebagai Menko Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Bersatu pada 5 Desember 2005 sampai 17 Mei 2008.

Boediono juga sempat menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 2008 sampai 2009. DPR kemudian sepakat mengangkat Boediono menjadi Gubernur BI menggantikan Burhanuddin Abdullah.

Boediono kemudian mengundurkan diri dari jabatan Gubernur BI lantaran dicalonkan menjadi wakil presiden mewakili Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Pasangan itu menang dan menjadi presiden dan wakil presiden 2009-2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com