Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjajakan Koalisi Golkar, PAN, dan PPP Dinilai Upaya Majukan Airlangga sebagai Capres

Kompas.com - 13/05/2022, 13:14 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pembentukan koalisi antara Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai merupakan usaha mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan, Partai Golkar lebih mudah menggandeng dua partai tersebut karena belum punya tokoh dominan untuk dijagokan.

“Memang PAN dan PPP belum punya tokoh yang bisa leading di partainya. Kalau parpol yang lain tawar menawarnya agak alot karena masih punya (tokoh) yang berpeluang maju sebagai RI 1,” terang Firman pada Kompas.com, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Jajaki Koalisi dengan Golkar dan PAN, PPP: Kita Ingin Tunjukkan Kerja Sama Lebih Awal dan Lebih Cantik

Ia menilai saat ini yang dipikirkan Partai Golkar adalah mencapai presidential threshold (PT).

Soal siapa tokoh dari PAN atau PPP, lanjut Firman, yang cocok mendampingi Airlangga bisa dipikirkan kemudian.

Namun jika tokoh itu tak juga muncul atau dipandang cocok, Firman menduga koalisi ini bisa bertambah dengan mengajak Partai Demokrat.

“Dalam perkembangannya bukan tidak mungkin menggaet Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sebab setahu saya di kalangan Golkar ada sebagian yang nyaman dengan Demokrat, begitu pun sebaliknya,” paparnya.

Firman juga menjelaskan terbentuknya koalisi ini menunjukan bahwa partai politik (parpol) masih gigih untuk memperjuangkan kadernya sendiri untuk menjadi capres.

“Jadi mau kandidat invidual punya dukungan sekuat apa pun, kalau tidak punya partai ya nothing,” sebutnya.

Pasalnya, sambung Firman, parpol merupakan kendaraan politik utama yang dapat digunakan untuk bertarung dalam Pilpres 2024.

“Jadi ini nanti menjadi rezim partai, (tokoh) mereka mungkin tidak terlalu populer di berbagai survei, tapi partai secara konstitusional berhak untuk mengajukan (capres) sejauh PT nya cukup,” kata Firman.

“Mengenai popularitas bisa didongkrak, atau berasumsi silakan saja masyarakat mau memilih atau tidak yang jelas kami punya kandidat ini,” imbuh dia.

Baca juga: Ketika Beringin, Matahari, dan Kakbah Bersatu...

Diketahui koalisi Partai Golkar, PAN dan PPP terbentuk dalam pertemuan yang dihelat di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Airlangga menyampaikan koalisi itu diberi nama Bertiga Bersatu.

“Bersatunya adalah beringin, matahari dan kabah,” kata dia.

Selain membentuk koalisi, pada pertemuan itu Airlangga menyebut para pimpinan partai saling menyamakan persepsi untuk mengawal keberhasilan program pemerintah dan menjaga proses Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com