Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Nelayan Anambas yang Terombang-ambing di Perairan Malaysia Akan Dipulangkan

Kompas.com - 30/03/2022, 09:31 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 5 nelayan asal Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang sempat terombang-ambing di perairan Malaysia segera dipulangkan ke kampung halaman mereka. Kelima nelayan itu bahkan sempat terdampar di anjungan lepas pantai milik Petronas, setelah kapal mereka tenggelam akibat cuaca buruk.

Tim Satuan Tugas Perlindungan yang terdiri dari Satker Perhubungan dan Fungsi Konsuler Perlindungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur menyatakan kelima nelayan yang dipulangkan itu adalah Mazli (39), Jumadi (39), Buhari (47), Ridwan (27), dan Arifin (33).

Menurut keterangan pers dari KBRI Kuala Lumpur, kejadian itu bermula saat kelima nelayan itu melaut pada 4 Maret 2022. Tepat setelah dua hari melaut, kapal mereka tenggelam akibat cuaca buruk.

Baca juga: Perahu Nelayan Tenggelam di Perairan Australia, Kemenlu: 3 Orang Selamat, 9 Meninggal

Kelima nelayan itu menyelamatkan diri dan terapung di perairan dengan berpegang pada drum kosong selama dua hari, hingga hanyut ke pelataran anjungan pengeboran minyak lepas pantai milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia, Petronas, yang tidak beroperasi.

Kelima nelayan Indonesia itu lantas naik ke anjungan tidak berpenghuni milik Petronas itu untuk menyelamatkan diri dan mencari makanan demi bertahan hidup.

"Awak nelayan kemudian memutuskan menurunkan rakit penolong (life raft) yang terdapat di anjungan lepas pantai ke laut guna meminta bantuan kapal lain yang melewati kawasan tersebut," demikian isi pernyataan KBRI Kuala Lumpur yang diterima Kompas.com, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Kapal Pengangkut 7 Nelayan Asal Rote Ndao Hilang di Perairan Australia

Kelima nelayan Indonesia itu akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan bendera Vietnam yang melintas. Mereka kemudian diantar ke anjungan lepas pantai Petronas lainnya yang masih beroperasi.

Setelah itu, semua nelayan dievakuasi ke darat oleh tim Petronas dan Agendi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Terengganu dan kemudian diperiksa.

Tim Satgas Perlindungan KBRI Kuala Lumpur langsung berkoordinasi dan melakukan komunikasi intensif dengan APMM Negeri Terengganu sejak menerima kabar ada lima nelayan Indonesia yang sempat terombang-ambing di laut.

Tim Satgas KBRI Kuala Lumpur juga berkoordinasi dengan Pemda Kepulauan Anambas guna menyampaikan informasi perkembangan penanganan dan pemulangan kelima nelayan itu.

Kelima nelayan itu akan dipulangkan setelah proses penyidikan APMM Negeri Terengganu yang dilakukan selama 14 hari selesai dilakukan. Pada 25 Maret 2022 lalu pendakwa raya (Kejaksaan) menyatakan kelima nelayan Indonesia itu tidak bersalah dan diperintahkan untuk dikembalikan ke negara asalnya.

Baca juga: Kisah Nelayan NTT yang Terombang-ambing Selama 3 Hari di Perairan Australia

Tim Satgas Perlindungan menjadwalkan repatriasi kelima nelayan tersebut pada 1 April 2022 melalui Pelabuhan Pasir Gudang tujuan Batam. Selanjutnya kelima nelayan akan dipulangkan ke kampung halaman mereka di Anambas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com