Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liberalisme di Indonesia

Kompas.com - 05/03/2022, 01:15 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Liberalisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai yang utama.

Kaum liberalis menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi, dan sistem pemerintahan yang transparan.

Demokrasi Liberal

Sebelumnya, Indonesia pernah menerapkan demokrasi liberal atau demokrasi parlementer pada tahun 1949 - 1959. Periode ini tidak berjalan mulus karena benturan antarparlemen sendiri.

Demokrasi kala ini ditandai dengan banyaknya partai politik. Pada Pemilu 1955, ada 172 partai politik yang bertanding. Kondisi ini menyebabkan partai-partai dengan ideologi yang berbeda saling bersaing untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan programnnya.

Sehingga menyebabkan banyaknya pemberontakan daerah dan kondisi politik yang tidak stabil.

Liberalisme pada masa Orde Baru

Sampai saat ini, isu-isu liberalisme masih terus bergulir. Kontroversi pemberantasan simpatisan Partai Komunis Indonesia atau PKI pada tahun 1965 - 1966 dianggap menjadi titik balik kembalinya liberalisme di Indonesia.

Akhir masa kepemimpinan Soekarno dinilai berjalan tidak efektif karena pengaruh paham liberalisme. Perdebatan masih bergulir hingga orde baru di bawah pimpinan Soeharto.

Kebijakan ekonomi Indonesia pasca 1965 sangat terbuka bagi masuknya investasi dan modal asing, semakin berjalannya waktu, paham pasar bebas semakin diterima di Indonesia. Pasar bebas atau free market tentu identik dengan liberalisme.

Di luar lingkup pemerintahan, peristiwa 1965 juga membuka jalan bagi perkembangan islam liberal di Indonesia. Paham islam liberal tumbuh dan berkembang di atas reruntuhan pemikiran komunisme di dalam negeri. Wacana islam liberal pertama kali dimunculkan di Indonesia oleh Nurcholis Madjid.

Baca juga: Perbedaan Liberalisme dan Kapitalisme

Paham Islam Liberal

Dengan menekankan prinsip kebebasan atau liberty, pemikir islam liberal mengkritik pemahaman umat islam yang dianggap ketinggalan zaman. Para pemikir islam liberal mengarahkan umat menuju jalan sekulerisasi atau memisahkan antara agama dan pemerintahan.

Paham islam politik sangat bertolak belakang dengan sekulerisme. Islam politik menganggap islam melingkupi agama sekaligus negara dan tidak bisa dipisahkan. Masa awal kekuasaan orde baru, ruang gerak aktivis islam dalam politik sangat dibatasi.

Sejak 1971 hingga kini, liberalisasi islam menampakkan hasilnya. Salah satu bukti keberhasilannya adalah melalui program pembaharuan pendidikan islam. Institut Agama Islam Negeri atau IAIN berkembang menjadi pusat studi islam yang memperkenalkan ilmu sosial dan humaniora barat.

Sarjana-sarjana lulusannya mengisi berbagai lowongan pekerjaan di pemerintahan dan swasta. IAIN masih menjadi dambaan banyak pelajar islam untuk melanjutkan studi hingga kini.

Liberalisme dalam Politik dan Budaya

Dalam aspek politik, liberalisme diwujudkan melalui demokrasi. Masyarakat diberikan kebebasan menyatakan pendapat dan berserikat atau membentuk organisasi. Salah satunya kebebasan membentuk partai politik.

Setiap individu juga diberi hak suara dalam memilih aktor-aktor penggerak pemerintahan. Akan tetapi, berpijak pada Pancasila sila keempat, one man one vote tidak menjadi satu-satunya cara dalam mengambil keputusan. Musyawarah mufakat juga patut dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

Baca juga: Tokoh-tokoh Liberalisme

Dalam aspek budaya, dilihat dari cara berpakaian dan gaya hidup, liberalisme memberi banyak pengaruh ke dalamnya.

Akan tetapi, liberalisme menjadi tidak ideal di Indonesia. Mengingat budaya Indonesia yang memegang teguh nilai dan norma dalam masyarakat, kebebasan dan perilaku individu dibatasi oleh tatanan norma yang berlaku.

Sehingga, dapat dikatakan sejauh ini liberalisme di Indonesia bukanlah liberalisme yang utuh atau murni.

Referensi

  • Husaini, Adian. 2009. Membendung Arus Liberalisme di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
  • Dzulhadi, Qosim Nursheha. 2012. Membongkar Kedok Liberalisme di Indonesia. Jakarta: Cakrawala Publishing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com