Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Kelemahan Pemerintah di Kilas Balik Tahun Kedua Pandemi

Kompas.com - 02/03/2022, 08:17 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama dua tahun di dunia, termasuk Indonesia.

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan dalam masa penanganan pandemi, kelemahan kebijakan dan strategi pemerintah masih menjadi sorotan utama. Pada 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan temuan kasus pertama infeksi Covid-19.

Pada tahun pertama pandemi, kata Dicky, masyarakat mulai melihat banyak perubahan. Ketika itu karena belum ada program vaksinasi dan respon dari segi komunikasi di tingkat pemerintah pusat buruk membuat koordinasi juga terbatas.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes Soal 18 Juta Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Akhir Februari

"Banyak mekanisme baru dibuat yang tentu menimbulkan masalah bukan hanya di pusat bahkan di daerah. Banyaknya institusi yang terlibat hal ini juga menjadi masalah di tahun pertama," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Kemudian seiring waktu, Dicky mengatakan masyarakat dan pemerintah mulai melihat Covid-19 mulai bisa dikendalikan. Secara perlahan-lahan, ujar Dicky, strategi komunikasi dan koordinasi pemerintah mulai membaik di tahun kedua.

"Strategi mulai kelihatan walau learning by doing, tapi kita tahu ternyata PPKM lebih efektif karena sifatnya dari atas. Banyak juga support (dukungan) sehingga tidak ada gap atau disparitas kemampuan daerah, tidak jadi alat politik juga oleh beberapa daerah, meskipun komunikasi dan strategi masih naik turun," ucap Dicky.

"Di tahun kedua kita masih melihat masih ada inkosistensi kebijakan. Belum sinergi juga, sering berubah, mepet, itu masih kita lihat," lanjut Dicky.

Salah satu poin yang menjadi sorotan Dicky adalah pada 2021 lalu vaksin terlalu menjadi andalan. Menurut dia, hal itu yang memicu lonjakan jumlah korban ketika terjadi gelombang kedua akibat penyebaran varian Delta.

Baca juga: Satgas: BOR Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Alami Tren Penurunan

"Banyak sekali korban karena sistem enggak disiapkan betul. Langkah 3T dan 5M juga enggak kuat, hanya bergantung pada vaksinasi yang tidak terlalu cepat dan akhirnya menimbulkan banyak korban," lanjut Dicky.

Memasuki 2022, Dicky melihat pemerintah konsolidasi di pemerintahan dan masyarakat semakin kuat, ditambah vakinasi meningkat. Akan tetapi, lanjut dia, untuk menghadapi pandemi kita tidak bisa hanya mengandalkan vaksinasi.

Dicky mencontohkan sejumah negara yang melakukan pelonggaran dengan mengandalkan cakupan vaksinasi juga akhirnya tetap terdampak perburukan. Kasus infeksi hingga pasien yang dirawat di rumah sakit maupun kematian meningkat.

Menurut Dicky, hal itu menunjukkan saat ini pemerintah dan masyarakat harus menyadari tidak bisa hanya mengandalkan 1 atau 2 strategi saja dalam menghadapi melainkan harus menerapkan langkah terpadu dan menyeluruh.

Baca juga: UPDATE 1 Maret: 539.214 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Menurut data Pemerintah pada Selasa, terjadi penambahan 24.728 kasus baru Covid-19. Penambahan kasus baru itu terjadi di 34 provinsi.

Berdasarkan data yang sama, total kasus Covid-19 di Tanah Air berjumlah 5.589.176 kasus. Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan tertinggi ada di Jawa Barat dengan 4.570 kasus baru, disusul DKI Jakarta dengan 3.634 kasus dan Jawa Timur 2.761 kasus.

Sementara itu, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 39.887 orang, sehingga jumlahnya menjadi 4.901.302 orang. Kemudian, ada penambahan 325 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia jadi 148.660 orang.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan pemerintah saat ini tidak akan terburu-buru mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Menurut dia hal itu harus dilakukan bertahap, termasuk dalam menerapkan pelonggaran-pelonggaran protokol kesehatan.

Baca juga: UPDATE 1 Maret: Kasus Baru Covid-19 di Indonesia Capai 24.728

Menurut Nadia, sejumlah indikator harus digunakan untuk menuju endemi Covid-19. Yakni harus dilihat dari kesehatan masyarakat, pemantauan (surveillance), dan kemampuan fasilitas kesehatan.

Nadia menegaskan, kebijakan menuju masa transisi akan diambil secara hati-hati dengan mengikuti tren kesehatan dan berbagai aspek lain untuk menentukan langkah menuju situasi endemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com