Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Negara Teokrasi

Kompas.com - 19/02/2022, 00:45 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Negara menuntut ketaatan dari warganya berdasarkan perundang-undangan yang sah.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang asal mula bentuk suatu negara. Salah satunya adalah teori negara teokrasi.

Teori negara teokrasi sering disebut juga teori ketuhanan. Teori negara teokrasi muncul ketika manusia diliputi suasana anarkis dan mengalami penderitaan akibat berlakunya hukum rimba. Manusia yang kuatlah yang menjadi pemenang.

Kondisi ini membuat manusia mendekati dan meminta Tuhan untuk mengirimkan penguasa atau raja yang dapat melepaskan penderitaannya.

Baca juga: Unsur-unsur Terbentuknya Negara

Jenis Teori Negara Teokrasi

Teori negara teokrasi terdiri atas dua teori, yaitu:

Teori Negara Teokrasi Klasik

Teori teokrasi klasik menyatakan bahwa otoritas kekuasaan sebuah negara berasal dari Tuhan kemudian diberikan secara langsung kepada manusia yang memerintah.

Manusia yang mendapat kekuasaan tersebut dianggap sebagai titisan Tuhan. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap raja berarti pelanggaran terhadap Tuhan.

Contohnya adalah Iskandar Zulkarnaen yang dianggap sebagai putra Zeus. Firaun dari Mesir juga dianggap sebagai titisan dewa matahari.

Teori Negara Teokrasi Modern

Teori teokrasi modern juga menyetakan bahwa kekuasan berasal dari Tuhan, tetapi dengan perspektif yang agak berbeda. Teori teokrasi modern meyakini bahwa kekuasaan berasal dari Tuhan dan diberikan kepada manusia tertentu dalam suatu proses sejarah tertentu.

Tokoh populer dari teori negara teokrasi modern adalah Friederich Julius Stahl, yang menyatakan bahwa negara tumbuh karena adanya ketetapan historis dan negara tidak tumbuh karena ketetapan manusia, melainkan skenario dari Tuhan.

Negara menyatu dengan agama karena pemerintahan dijalankan berdasarkan firman Tuhan. Urusan kenegaraan atau politik diyakini sebagai manifestasi firman Tuhan.

Contohnya adalah kerajaan Belanda. Dalam sejarah, raja Belanda diyakini sebagai pengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya. Hal ini diterapkan ketika pemerintah Belanda menjajah Indonesia. Sejarah mencatat politik Belanda ini disebut politik etis.

Baca juga: Teori Terbentuknya Negara Secara Faktual

Pendukung dan Penentang Teori Negara Teokrasi

Pendukung teori negara teokrasi adalah Abu Al A'la Al Maududi, yang memberikan penjelasan bahwa kekuasaan tertinggi terdapat pada Allah. Manusia di dunia hanya menjalankan kekuasaan yang Allah berikan.

Oleh karena itu, manusia sering disebut sebagai pemimpin di dunia. Pernyataan ini menandakan bahwa negara merupakan ciptaan dan ketetapan dari Tuhan.

Tokoh lain yang menjadi pendukung teori negara teokrasi adalah Santo Agustinus, Ibnu Abu ar-Rabi', dan Al-Ghazali.

Sedangkan, argumen penentang terhadap teori negara teokrasi disampaikan oleh Kranenburg. Kranenburg menyampaikan bahwa teori negara teokrasi memiliki dua masalah.

Masalah pertama adalah teori negara teokrasi jauh dari logika dan sulit dipahami oleh ilmu pengetahuan karena yang menjadi dasar adalah keyakinan atau kepercayaan.

Masalah kedua adalah teori negara teokrasi akan bermasalah apabila terjadi perang atau perselisihan antara dua kekuasaan yang diyakini sebagai titisan Tuhan. Dalam kondisi seperti itu, Kranenburg mempertanyakan kekuasaan mana yang akan tetap dipercaya sebagai pemberian Tuhan.

 

Referensi

  • Asshiddique, Jimly. 2005. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Konstitusi Press
  • Muhtada, Dani dan Ayon Diniyanto. Dasar-Dasar Ilmu Negara. Semarang: BPFH Unnes
  • Johan, Teuku Saiful Bahri. 2018. Perkembangan Ilmu Negara dalam Peradaban Globalisasi Dunia. Yogyakarta: Deepublish
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com