Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Dirut Krakatau Steel Silmy Karim yang Diusir DPR

Kompas.com - 15/02/2022, 05:25 WIB
Elza Astari Retaduari

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR RI kembali melakukan pengusiran kepada salah satu pejabat saat rapat kerja. Kali ini, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim yang mendapat giliran.

Pengusiran terjadi saat rapat dengar pendapat (RDP ) Komisi VII DPR RI dengan pihak Krakatau Steel dan Direktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, pada Senin (14/2/2022) di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Rapat tersebut beragendakan pembahasan mengenai perkembangan smelter di Kalimantan Selatan, blast furnace yang mangkrak, serta meminta penjelasan mengenai impor baja.

Pengusiran berawal dari perdebatan antara Silmy dengan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Haryadi.

Baca juga: Terlibat Proyek Kereta Cepat dan Garap Pembangkit Listrik Jadi Tugas Silmy Karim di Pos Baru

Bambang menilai Silmy tak menghargai anggota Komisi VII DPR RI. Ia lalu mempersilakan Silmy keluar setelah sempat terjadi adu mulu.

"Baik, kalau memang harus keluar, kita keluar," ujar Silmy dalam RDP dengan Komisi VII yang ditayangkan dalam akun YouTube Komisi VII DPR RI Channel.

Sikap Silmy yang menantang Komisi VII DPR pun menyita perhatian publik.

Lantas seperti apa sosok Silmy Karim?

Melansir dari laman krakatausteel.com, Selasa (15/2/2022), Silmy menjabat sebagai Direktur Utama BUMN bidang konstruksi baja tersebut sejak tahun September 2018.

Sebelum menjadi Dirut Krakatau Steel, Silmy juga pernah menjabat sebagai di perusahaan BUMN lainnya, yaitu PT Pindad (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero).

Silmy menjabat sebagai Dirut Barata Indonesia mulai Agustus 2016-September 2018. Ia menjadi Dirut Pindad sebelum memimpin Barata Indonesia, tepatnya pada Desember 2014-Agustus 2016.

Sementara itu mengutip dari Tribunnews, Silmy diketahui merupakan seorang profesional muda yang berkecimpung dalam bidang pertahanan dan industri pertahanan sebelum bergabung dengan perusahaan-perusahaan pelat merah.

Sepak terjangnya membuat ia mendapat banyak penawaran untuk memimpin BUMN bermasalah. Bahkan ia punya julukan sebagai Direktur Utama spesialias BUMN sakit.

Baca juga: Dirut Krakatau Steel Diusir dari Rapat, Anggota DPR: Dia Sudah Nantangin

Sebelum menjadi pimpinan di sejumlah BUMN, Silmy Karim sempat bekerja di bebrerapa institusi Pemerintah, termasuk Kementerian Pertahanan.

Karir Silmy di pemerintahan, yaitu:

  • Anggota Dewan Analis Strategis BIN pada 2013-2015
  • Komisaris PT PAL Indonesia (Persero) pada 2011-2014
  • Anggota Tim Pakar Manajemen Pertahanan Kementerian Pertahanan (2010-2014)
  • Staf Khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2010-2011
  • Anggota Tim Pengendali Aktivitas Bisnis TNI pada 2010-2011
  • Anggota Tim Nasional Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI pada 2008-2009
  • Anggota Tim Supervisi Transformasi Bisnis TNI pada 2007-2008

Pria kelahiran Tegal pada 19 November 1974 ini sebenarnya tidak memiliki background pendidikan mililer maupun pertahanan.

Namun Silmy pernah mendapat kesempatan menempuh pendidikan kemiliteran dan pertahanan atas prakarsa Wakil Menteri Pertahanan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sjafrie Sjamsoeddin.

Bahkan Silmy menempuh pendidikan militer dan pertahanan hingga ke luar negeri. Ia pernah mengambil study di NATO School, Jerman, Harvard University, dan Naval Postgraduate School di Amerika Serikat.

Berkat ilmunya tersebut, Silmy Karim lantas dipecaya menjadi salah satu pakar di Indonesia pada bidang Manajemen Pertahanan dan National Security.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Maret 2021, Silmy Karim dikethaui memiliki harta kekayaan hingga Rp 205 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com