Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penyebaran Omicron, Pemerintah Diminta Batasi Turis Asing

Kompas.com - 30/12/2021, 22:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani meminta pemerintah untuk membatasi akses turis dari luar negeri ke Indonesia demi mencegah penyebaran varian Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia.

"Menurut para epidemiolog, varian Omicron ini berasal dari luar negeri sehingga Pemerintah harus membatasi akses pelancong  dari luar negeri ke Indonesia untuk mencegah masuknya varian Omicron Covid-19," kata Netty saat dihubungi, Kamis (30/12/2021).

Menurut dia, pembatasan akses para turis itu juga mesti diikuti dengan pengetasan, pelacakan, serta isolasi dan karantina secara ketat.

Baca juga: Sebagian Besar Kasus Omicron di RI Tak Bergejala, Ini Penjelasannya

Ia menegaskan, pemerintah mesti memastikan bahwa turis yang datang ke Indonesia menjalani protokol kesehatan secara menyeluruh.

"Khusus untuk proses karantina bagi PMI dan pelajar yang akan ditempatkan di Wisma Atlet dan lokasi lainnya, perlu diperbaiki tata cara dan prosedurnya mulai dari bandara sampai ke tujuan agar tidak memicu kegaduhan seperti yang dikeluhkan warga dan menjadi ramai di berbagai media," ujar dia.

Di samping itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu juga menilai pemerintah perlu mengedukasi masyarakat soal gejala dan sifat dari varian Omicron serta mendorong mereka untuk segera melapor jika menemukan kasus Omicron di lapangan.

"Jangan hanya ribut soal masuknya Omicron, tapi masyarakat tidak diberitahu bagaimana langkah mitigasinya," kata Netty.

Ia menyebut, pemerintah pun mesti meningkatkan kesiapan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan di dalam negeri untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Netty juga mengingatkan agar laju vaksinasi Covid-19 terus ditingkatkan, termasuk memastikan pengadaan dan distribusinya ke daerah-daerah.

"Pemerintah juga tidak perlu takut untuk memperketat mobilitas masyarakat jika memang itu yang dibutuhkan untuk menghadapi Omicron," kata dia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia paling banyak ditemukan dari pelaku perjalanan asal Turki dan Arab Saudi.

Baca juga: Sebagian Besar Kasus Omicron di RI Tak Bergejala, Ini Penjelasannya

Nadia mengatakan, mereka yang melakukan perjalanan dari Turki kebanyakan adalah para wisatawan. Sementara, mereka yang tiba dari Arab Saudi mayoritas adalah pekerja migran Indonesia (PMI).

"Dari Turki itu kebanyakan wisatawan, tapi kalau dari negara Arab Saudi dan beberapa negara lainnya kebanyakan PMI," kata Nadia dalam diskusi secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com