Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Minta Aparat Penegak Hukum Tak Melempem Tangani Kasus KKN

Kompas.com - 25/11/2021, 12:45 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umun Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta aparat kepolisian, jaksa, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut semua perkara korupsi.

Sebab, kata dia, saat ini masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) semakin menjamur di Indonesia dan harus menjadi perhatian.

"Oleh karena itu kepada pihak kepolisian, jaksa, dan KPK kita imbau dan harapkan agar mereka jangan diam dan melempem saja," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: MUI Ingatkan Penangkapan Teroris Harus Berdasarkan Fakta yang Kuat

Anwar juga meminta aparat terkait untuk tidak hanya membidik sasaran kasus kecil tetapi juga membongkar dan menangkap gembong yang sudah merugikan negara serta rakyatnya.

Menurut dia, hal itu penting dilakukan agar negara ini bersih dari hal yang merusak dan mengancam persatuan dan kesatuan serta eksistensi bangsa dan negara kita kedepannya.

"Kita harus kembali kepada semangat reformasi yang kita dengungkan dan perjuangkan dahulu yaitu memerangi dan membongkar KKN sampai ke akar-akarnya," ujar dia. 

Baca juga: Tanggapi Tuntutan Pembubaran MUI, Wapres Maruf Amin: Tidak Rasional

Selain itu, Anwar menyoroti soal penanganan terorisme oleh Densus 88. Ia meminta Densus 88 tidak asal-asalan saat melakukan penangkapan teroris.

Menurut dia, terkait teroris yang ditangkap, harus jelas fakta dan duduk perkaranya.

"Harus kuat dasar dan faktanya dan kalau ada yang ditangkap dan tertangkap, mereka juga jangan ditahan berlama-lama tetapi proses dan bawa ke pengadilan untuk diadili secepatnya dan dengan seadil-adilnya sehingga jelas duduk perkaranya," kata dia.

Anwar mengatakan, tidak masalah apabila ada teroris yang ditangkap karena terbukti melakukan kesalahan.

Baca juga: Wapres Sebut MUI Partner Pemerintah dalam Menanggulangi Terorisme

Namun, ia menggarisbawahi, jangan sampai orang yang tidak bersalah nantinya juga asal ditangkap dan diperlakukan tidak semestinya.

"Kalau mereka salah ya silakan dipenjara tapi kalau mereka tidak salah ya kita jangan menzaliminya," kata Anwar. 

"Mereka adalah juga anak-anak bangsa seperti kita juga yang cinta dan merasa bertanggung jawab terhadap kehidupan dan perjalanan bangsanya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com