Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Hampir Penuh Akibat Covid-19, Ini Pesan Persi untuk Masyarakat

Kompas.com - 21/06/2021, 15:54 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) memberi pesan kepada masyarakat terkait ketersediaan ruang perawatan rumah sakit saat ini yang penuh.

Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma mengatakan, kondisi rumah sakit saat ini hampir penuh terutama yang berada di Pulau Jawa akibat lonjakan kasus Covid-19.

Oleh karena itu pihaknya meminta agar masyarakat memahami bahwa di rumah sakit terdapat alur yang dilakukan sebelum pasien dirawat atau tidak. Utamanya saat ini bagi pasien yang terkonfirmasi Covid-19.

Baca juga: PERSI: Rumah Sakit di Indonesia Kewalahan Terima Pasien Covid-19

Antara lain, sejak daftar dilakukan screening atau triase hingga pasien masuk ke instalasi gawat darurat (IGD).

"Kalau pasien itu gejala ringan, kami akan anjurkan isolasi mandiri yang terpantau. Artinya, dia tetap harus lapor bahwa saya positif, di tempat terdekat, RT/RW dan sebagainya," kata Lia, di acara Kesiapan RS pada Lonjakan Covid-19 Gelombang Kedua di Indonesia secara daring, Minggu (20/6/2021).

"Kalau dia dirawat inap, maka mohon ikuti aturan pencegahan infeksi dan pengobatan sesuai pedoman berlaku," tutur dia.

Sebab, kata dia, tren pasien Covid-19 masuk rumah sakit saat ini selalu membandingkan pengobatan yang ia terima dengan orang lain sehingga minta diperlakukan sama.

Baca juga: Persatuan RS Indonesia Minta Pemerintah Kembali Terapkan PSBB


Persi pun mengingatkan bahwa setiap pasien diterapi dan diobati sesuai kondisi masing-masing mengingat tidak ada pasien yang kondisinya persis sama dengan pasien lain.

"Mohon percayakan pada kami apa yang kami berikan tentu akan sesuai pedoman berlaku. Jadi tidak harus karena di WA grup, berita di mana-mana jadi pasien yang minta dokter terapi sesuai yang diinginkan," kata Lia.

Selain itu, pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat agar bersabar dan tidak panik apabila rumah sakit yang dikunjunginya penuh.

Kemudian bila harus dirujuk, Persi memohon agar pasien bersedia dirujuk ke rumah sakit lain.

"Ini terjadi di beberapa daerah, waktu mau dirujuk ke kota besar pasien menolak rawat. Buat rumah sakit ini juga kerepotan tersendiri, tak mau dirujuk, fasilitas penuh, ini malahan pasien akan protes juga tapi kalau dirujuk kendala banyak," kata dia.

Baca juga: Cari Tahu Ketersediaan Tempat Tidur RS untuk Pasien Covid-19, Ini Caranya

Dengan demikian, pihaknya berharap agar masyarakat pun bisa bekerja sama untuk saling memahami.

Sebab dalam kondisi saat ini, kata dia, pihaknya terpaksa tidak bisa memberikan pelayanan cepat yang diminta masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com