Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Giri Suprapdiono Saat Menangkap Nazaruddin di Kolombia

Kompas.com - 07/06/2021, 14:01 WIB
Irfan Kamil,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengatakan, butuh proses cepat untuk memulangkan M Nazaruddin dari Kolombia.

Nazaruddin merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap terkait pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang tahun 2011.

Ketika itu, Giri menjabat sebagai Kepala Internasional KPK dan salah satu anggota tim yang menangkap serta memulangkan Nazaruddin ke Indonesia.

Giri menyebut, Nazaruddin telah menggunakan jasa pengacara untuk mendapatkan suaka di Kolombia.

"Nazaruddin itu sudah dipersiapkan untuk dapat suaka, dia sudah membayar pengacara yang sangat mahal di sana," ucap Giri, dikutip dari wawancara di Youtube Harian Kompas, Minggu (6/6/2021).

Baca juga: Cerita Giri Suprapdiono Saat Berandil dalam Penangkapan Nazaruddin...

Tim yang menjemput Nazaruddin bergerak cepat untuk menyewa jet pribadi. Namun, tim harus menghubungi pemerintah di Jakarta untuk menyiapkan anggaran penyewaan jet pribadi.

Padahal, waktu untuk tim berada di sana tinggal satu malam dan harus mendapatkan Rp 48 miliar untuk anggaran pemulangan Nazaruddin.

"Kita mendapatkan informasi Nazaruddin bisa lepas saat menggunakan pesawat komersil, maka kita menggunakan pesawat private jet," ucap Giri.

"Dirjen Anggaran Kemenkeu (Kementerian Keuangan) kooperatif, disiapkan anggaran secara cepat, bayangkan dalam satu malam, nyari anggaran Rp 4,8 miliar," kata dia.

Selain persoalan anggaran, tim juga harus mencari penyewaan pesawat di Amerika Serikat atau sekitar 3,5 Jam dari Kolombia.

Saat perjalanan menuju penjemputan Nazaruddin, pemilik jet pribadi menghubungi tim untuk menginformasikan bahwa ketika sampai, pesawat tidak bisa langsung melanjutkan penerbangan ke Indonesia.

"Karena pilot itu harus tidur 8 jam sebelum dia terbang. Tapi saya jelaskan, buron ini kalau enggak terbang cepat, sebentar lagi bakal bebas karena otoritas sudah menyiapkan suaka, karena sudah membayar pengacara mahal," ucap Giri.

"Maka dalam waktu yang singkat saya membujuk mereka, tolong dibantu, enggak ada jawaban," sambung dia.

Baca juga: Giri Suprapdiono Sebut Firli Berpotensi Tak Lolos jika Ikut TWK

Giri yang saat itu bersama Fadil Imran (Kapolda Metro Jaya saat ini) mengaku khawatir menunggu jawaban dari pemilik jet pribadi perihal permintaan untuk melanjutkan perjalanan tersebut ke Indonesia.

Setelah 3,5 jam menunggu, jet pribadi itu pun mendarat. Pemilik jet yang ternyata ikut, mengizinkan tim untuk melanjutkan perjalanan ke Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com