Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Koalisi PDI-P dan Gerindra, Nasdem: Sah Saja, Dinamika Partai Berbeda

Kompas.com - 28/05/2021, 09:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem menanggapi beredarnya kabar bahwa Partai Gerindra membuka peluang berkoalisi dengan PDI-P dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Menurut Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, partainya melihat wacana tersebut sah-sah saja karena merupakan bagian dari dinamika partai politik.

"Ya kan dinamika partai masing-masing berbeda. Nah, partai sebagai instrumen mengajukan tentu sah-sah saja," kata Willy dalam keterangannya, Kamis (27/5/2021).

Justru, Willy menilai bahwa semakin dini koalisi terbentuk, maka semakin bagus pula. Sebab, hal itu tidak menjadi sesuatu yang terkesan dadakan dibuat.

Baca juga: Gerindra Buka Peluang Usung Prabowo Bersama PDI-P di Pilpres 2024

Menurut dia, terkait persiapan partai berkoalisi untuk mengusung capres dan calon wakil presiden (cawapres) akan tergantung pertimbangan masing-masing partai.

"Nah, Nasdem mencoba menjadi partai yang membuka diri untuk publik, mengedepankan putra-putri terbaik, artinya Nasdem menyiapkan diri sebagai satu instrumen publik," ucapnya.

Willy mengatakan, tentu dalam membentuk koalisi partai untuk pilpres dibutuhkan waktu. Ia pun menyadari, dalam menuju Pilpres 2024, Partai Nasdem tidak bisa bergerak sendiri.

"Tentu kami harus bekerja bersamaan sekaligus. Melakukan rekrutmen secara terbuka yang selama ini metodenya konvensi dan membangun koalisi ini harus memenuhi syarat mengajukan capres-cawapres," ucap dia.

Baca juga: Presiden PKS Sebut Anies Berpeluang Menang pada Pilpres 2024

Oleh karena itu, Willy menekankan bahwa hingga kini Partai Nasdem belum berpikir mengenai calon presiden atau calon wakil presiden dari kadernya.

Hal itu karena menurut dia, politik adalah sesuatu yang dinamis. Ia juga berpendapat, dinamika politik sangat cenderung akrobatik.

"Jadi, kalau ada partai yang sudah siap sejak awal, kita harus apresiasi itu. Jadi publik aware," tuturnya.

Selain itu, Willy mengatakan bahwa di satu sisi, Partai Nasdem ingin melakukan talent scouting dan grooming.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan karena ketersediaan panggung bagi para kandidat sangat terbatas.

"Sejauh ini, panggung hanya dimiliki kepala daerah, ketum parpol. Mereka yang akademisi, seniman, profesional, aktivis itu tidak memiliki panggung sama sekali," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Ada Kekhawatiran Trah Soekarno Tenggelam Saat Pilpres 2024

Untuk itu, Willy menilai bahwa konvensi dapat menerabas sekat-sekat tersebut untuk kemudian melahirkan panggung yang lebih terbuka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com