Salin Artikel

Wacana Koalisi PDI-P dan Gerindra, Nasdem: Sah Saja, Dinamika Partai Berbeda

Menurut Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, partainya melihat wacana tersebut sah-sah saja karena merupakan bagian dari dinamika partai politik.

"Ya kan dinamika partai masing-masing berbeda. Nah, partai sebagai instrumen mengajukan tentu sah-sah saja," kata Willy dalam keterangannya, Kamis (27/5/2021).

Justru, Willy menilai bahwa semakin dini koalisi terbentuk, maka semakin bagus pula. Sebab, hal itu tidak menjadi sesuatu yang terkesan dadakan dibuat.

Menurut dia, terkait persiapan partai berkoalisi untuk mengusung capres dan calon wakil presiden (cawapres) akan tergantung pertimbangan masing-masing partai.

"Nah, Nasdem mencoba menjadi partai yang membuka diri untuk publik, mengedepankan putra-putri terbaik, artinya Nasdem menyiapkan diri sebagai satu instrumen publik," ucapnya.

Willy mengatakan, tentu dalam membentuk koalisi partai untuk pilpres dibutuhkan waktu. Ia pun menyadari, dalam menuju Pilpres 2024, Partai Nasdem tidak bisa bergerak sendiri.

"Tentu kami harus bekerja bersamaan sekaligus. Melakukan rekrutmen secara terbuka yang selama ini metodenya konvensi dan membangun koalisi ini harus memenuhi syarat mengajukan capres-cawapres," ucap dia.

Oleh karena itu, Willy menekankan bahwa hingga kini Partai Nasdem belum berpikir mengenai calon presiden atau calon wakil presiden dari kadernya.

Hal itu karena menurut dia, politik adalah sesuatu yang dinamis. Ia juga berpendapat, dinamika politik sangat cenderung akrobatik.

"Jadi, kalau ada partai yang sudah siap sejak awal, kita harus apresiasi itu. Jadi publik aware," tuturnya.

Selain itu, Willy mengatakan bahwa di satu sisi, Partai Nasdem ingin melakukan talent scouting dan grooming.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan karena ketersediaan panggung bagi para kandidat sangat terbatas.

"Sejauh ini, panggung hanya dimiliki kepala daerah, ketum parpol. Mereka yang akademisi, seniman, profesional, aktivis itu tidak memiliki panggung sama sekali," kata dia.

Untuk itu, Willy menilai bahwa konvensi dapat menerabas sekat-sekat tersebut untuk kemudian melahirkan panggung yang lebih terbuka.


Dia menilai, konvensi dapat menseleksi tiga ranah sekaligus yaitu elektabilitas, kapabilitas dan integritas.

"Karena syarat menjadi presiden bukan hanya modal elektabilitas dan partai saja semata-mata, tapi mereka juga punya kapabilitas dan integritas. Nah, konvensi bisa menghadirkan itu dalam ruang dan waktu bersamaan," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, ada peluang bagi partainya untuk mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama PDI Perjuangan pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Menurut dia, peluang itu terbuka karena komunikasi politik antara kedua partai berada dalam keadaan baik.

"Hubungan kita yang baik dengan PDIP, saudara-saudara semua tahu. Sejak beliau belum ditetapkan Menhan sampai sekarang, baik, tidak ada masalah,” kata Muzani, Kamis (27/5/2021), dikutip dari Kompas.tv.

“Itu jadi kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDI Perjuangan,” tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/28/09531501/wacana-koalisi-pdi-p-dan-gerindra-nasdem-sah-saja-dinamika-partai-berbeda

Terkini Lainnya

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke