Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ada Kekhawatiran Trah Soekarno Tenggelam Saat Pilpres 2024

Kompas.com - 27/05/2021, 14:28 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai ada kekhawatiran trah Presiden Soekarno tenggelam saat kontestasi Pilpres 2024.

Pandangan ini ia sampaikan terkait mengemukanya konflik terkait Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Adi, PDI-P sedang melihat kans atau peluang Puan Maharani untuk dicalonkan saat pilpres.

"Ini sepertinya ada kekhawatiran bahwa trah Soekarno akan tenggelam dalam pencapresan. Suka tidak suka PDI-P tumbuh dan berkembang karena trah Soekarno," ujar Adi kepada Kompas.com, Kamis (27/5/2021).

Baca juga: Ketua DPP PDI-P Persilakan jika Ganjar Ingin Pindah Parpol untuk Pilpres

Adi mengatakan, kekhawatiran itu wajar mengingat pada Pilpres 2014 dan 2019, Joko Widodo berhasil dapat memenangkan kontestasi. Sedangkan, Jokowi bukan bagian dari keluarga Soekarno.

Sementara pada Pilpres 2024 nanti, Ganjar memiliki peluang yang pernah dimiliki Jokowi pada 2014.

"Kalau 2024 trah Soekarno tidak maju mencalonkan diri, maka akan digantikan oleh figur-figur lain, dan sosoknya ada di Ganjar. Maka upaya bersih-bersih dilakukan," imbuhnya.

Di sisi lain, Adi menyarankan PDI-P mencalonkan Puan sebagai presiden pada 2024, bukan calon wakil presiden.

Pasalnya, beredar isu jika Puan yang dipilih untuk maju, maka putri Megawati Soekarnoputri itu akan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai cawapres.

"Agak aneh jika Puan diajukan sebagai cawapres. Itu akan menurunkan standar PDI-P sebagai partai penguasa. Kalau memang mau, ajukan Puan sebagai capres dan sekalian saja bertarung secara terbuka," katanya.

Baca juga: Ingin Fokus Urus Covid-19, Ganjar Serahkan Polemik Tak Diundang ke Acara Puan ke Megawati

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto mempersilakan Ganjar jika hendak mengambil langkah dengan pindah ke partai lain terkait pencapresan 2024.

Hal ini ia ungkapkan saat ditanya mengenai peluang Ganjar diusung sebagai capres oleh partai lain. Bambang mencontohkan sikap partainya terkait mantan Bupati Kebumen Rustriningsih yang pindah partai.

"Bahwa bu Rustri kader PDI-P, itu srikandinya Ibu Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI-P). Ibu statement di Jawa Tengah, 'Ini Srikandiku', tapi kemudian Bu Rustri pindah dengan partai lain. Ibu marah enggak? Saya enggak tahu persoalan Ibu, tapi ada Enggak ibu statement marah? Enggak ada," kata Bambang, dikutip Tribunnews.com, Selasa (25/5/2021).

"Boleh enggak? Ya monggo kalau orangnya (Ganjar) mau monggo. Sudah banyak contoh kok," tambah dia.

Bambang menegaskan, keputusan mengenai calon yang akan diusung PDI-P pada Pilpres 2024 berada di tangan Megawati Soekarnoputri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com