Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Kartini, Perempuan yang Menuntut Pendidikan Setara dan Pentingnya Peran Ibu

Kompas.com - 23/04/2021, 11:17 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Raden Ajeng Kartini, yang setelah menikah mendapat gelar Raden Ayu, dilahirkan dan tumbuh besar pada zaman di saat kaum perempuan tidak memiliki kebebasan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi layaknya perempuan masa kini.

Pada akhir abad ke-19, kaum perempuan tidak bisa bebas melakukan aktivitas di luar rumah karena mereka terbelenggu adat istiadat dan budaya kehidupan bangsawan pada masanya.

Saat itu, kaum perempuan yang sudah akil baligh wajib dipingit sehingga terbatas dalam berkegiatan di luar rumah.

Baca juga: Kartini, Raden Ajeng yang Kesal Dipanggil dengan Gelar Bangsawannya

Kartini pun mengalami tradisi itu sejak berusia 12 tahun. Ia dilarang untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi oleh ayahnya sendiri.

Meskipun lingkungan sekitarnya memandang kaum perempuan tidak setara dengan laki-laki, namun RA Kartini meyakini bahwa perempuan di Hindia Belanda justru harus mengenyam pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki.

Bagi Kartini, kaum perempuan seharusnya memiliki pendidikan yang baik karena kaum perempuan sangat berpengaruh bagi kehidupan anak-anaknya kelak.

Kartini merasa kaum perempuan akan memiliki pengaruh dan tugas besar sebagai seorang ibu yang juga menjadi pendidik bagi anak-anaknya.

Ia tidak pernah menginginkan akses pendidikan bagi kaum perempuan sebagai wujud egosektoral untuk menyaingi kaum laki-laki.

Baca juga: Surat-surat Kartini, Sebuah Perkenalan...

Pemikirannya ini juga ditulis Kartini dalam suratnya kepada Prof Anton beserta istrinya pada 4 Oktober 1902, dilansir dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno:

"Apabila kami di sini minta, ya mohon, mohon dengan sangat supaya diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan, bukanlah karena kami hendak menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan orang laki-laki dalam perjuangan hidup ini."

Sayangnya, pemikiran Kartini saat itu masih sulit diterima masyarakat pada zamannya. Kartini pun sangat menyadari konsekuensi atas pemikiran dan cita-cita yang ingin diwujudkannya terhadap kaum perempuan.

Baca juga: Kartini dan Pemikiran tentang Perempuan Berani, Mandiri, dan Penuh Perjuangan...

Di zaman yang memandang bahwa kaum perempuan tidak sertara dengan kaum laki-laki, tentunya akan sulit bagi Kartini untuk mewujudkan cita-citanya itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com