Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingginya Elektabilitas Prabowo Dinilai Wajar, Dua Kali Jadi Calon Presiden

Kompas.com - 13/04/2021, 12:59 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menilai, tingginya elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merupakan dampak dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Elektabilitas Prabowo berdasarkan survei KedaiKOPI saat ini melebihi Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hendri menuturkan, Presiden Jokowi sudah tidak mungkin maju pada pilpres selanjutnya, karena itu para responden menilai Prabowo layak menjadi presiden pada 2024.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Tertinggi Versi Survei, Politisi PKS Sebut Ada Peluang Muncul Tokoh Baru

“Ya ini kan sebetulnya sisa elektabilitas dia pasca-pilpres kemarin kan,” kata Hendri kepada Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Hendri menuturkan, elektabilitas Prabowo terjaga karena Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah dua kali maju sebagai calon presiden.

“Orang kalau ditanya calon presiden ya Prabowo, kan sudah dua kali jadi calon presiden, gitu kan. Jadi memang wajar, ini adalah sisa elektabilitas 2014, 2019,” ucapnya.

Menurut Hendri, elektabilitas Prabowo akan tetap tinggi sampai muncul nama lain yang dianggap kuat menjadi presiden pada 2024.

Baca juga: Gerindra: Kader Ingin Prabowo Kembali Nyapres tapi Beliau Belum Setuju

Hingga saat ini, Hendri berpendapat, belum ada nama tokoh yang sangat kuat untuk menjadi calon presiden 2024.

“Sekarang belum ada nama yang terlalu kuat untuk sebagai calon presiden karena masyarakat paham itu harus didorong oleh partai politik," ujarnya.

Kendati demikian, Hendri mengatakan, nama-nama ketua umum parpol saat ini dapat menjadi saingan Prabowo.

“Kita enggak bicara 2023 atau 2024, tapi kalau per hari ini lawannya Prabowo ya harus ketum parpol,” ucapnya.

Baca juga: Survei KedaiKOPI: Elektabilitas Prabowo Subianto Ungguli Jokowi hingga Anies

KedaiKOPI mencatat elektabilitas Prabowo mengungguli elektabilitas Jokowi hingga Anies dalam survei dalam katagori elektabilitas terbuka tentang sosok yang cocok menjadi presiden pada 2024.

Prabowo unggul dengan persentase 24,5 persen, kemudian diikuti nama Jokowi dengan angka 18,5 persen, lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan angka 16,0 persen.

Selanjutnya, ada nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil muncul dengan angka 13,3 persen, serta Anies Baswedan menyusul dengan angka 12,5 persen.

Baca juga: Politisi Gerindra Sebut Prabowo Siapkan Regenerasi Kepemimpinan Partai sejak Lama

Kemudian, nama lainnya yang muncul berada di bawah angka 10 persen, antara lain, Sandiaga Uno, Tri Rismaharini atau Risma, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Susi Pudjiastuti, hingga Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

Survei dilakukan kepada 1.260 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia pada 29 Maret hingga 4 April 2021.

Responden diberikan pertanyaan soal siapa nama tokoh yang menurut anda layak menjadi presiden di 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com