Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nurul Arifin Saat Habibie dan Kalla Turun Gunung Selesaikan Dualisme Golkar

Kompas.com - 25/03/2021, 19:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin bercerita soal partainya yang sempat digoncang dualisme kepemimpinan pada akhir 2014.

Nurul bercerita, saat itu, Partai Golkar terbelah menjadi dua kubu: Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Menurut Nurul, Golkar sudah rentan terbelah ketika susunan pengurus Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Riau tahun 2009 cenderung gemuk.

"Kemudian ada ketidakpuasan kepada yang memenangkan kontestasi tersebut. Dan dipengaruhi juga oleh kondisi situasi politik nasional pada Pemilu 2014," kata Nurul dalam diskusi daring berjudul "Merawat Soliditas Partai: Pembelajaran dari Pengalaman Partai-partai era Reformasi" Kamis (25/3/2021).

Padahal, lanjut dia, Golkar selama ini dikenal sebagai partai politik yang sangat solid. Bahkan, ia menilai pihak eksternal pun sulit untuk memecah belah.

Berpegang hal tersebut, Nurul pun berpandangan bahwa intrik-intrik kerenggangan justru terjadi dari dalam atau internal partai.

Baca juga: Golkar Sebut Mahkamah Partai Penting untuk Atasi Konflik Internal

"Selalu ada perbedaan-perbedaan dan akhirnya perpecahan-perpecahan dan melahirkan ketua umum-ketua umum yang berbeda itu selalu dari dalam," jelasnya.

Nurul mengaku dirinya tidak mengetahui apakah ada pihak eksternal yang ikut campur sehingga muncul keretakan atau kerenggangan dalam tubuh Partai Golkar.

Namun, sepengetahuannya Golkar sangat solid, tetapi diiringi perbedaan pendapat yang pada akhirnya sempat melahirkan perpecahan.

"Terjadi perbedaan pendapat di antara para kader mengenai waktu pelaksanaan Munas ke-IX Partai Golkar," ujarnya.

Dua munas

Aburizal Bakrie (kanan) berbincang dengan Agung Laksono. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Aburizal Bakrie (kanan) berbincang dengan Agung Laksono.
Dari sana lah, lanjut Nurul, berujung pada dihelatnya dua munas, di Bali dan Jakarta. Pelaksanaan Munas tersebut dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan.

Ia bercerita, Munas di Bali terselenggara pada 30 November sampai 4 Desember 2014 yang melahirkan kepemimpinan Ketua Umum Aburizal Bakrie.

Sementara di Ancol, Jakarta, Munas juga terselenggara pada 6-8 Desember 2014 yang mana melahirkan kepemimpinan Ketua Umum Agung Laksono.

Baca juga: Menkumham Sahkan Kepengurusan Agung, Kubu Ical Ajukan Gugatan ke PTUN

Nurul melanjutkan, keadaan tersebut kemudian semakin diperparah saat Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengesahan Partai Golkar kubu Agung Laksono pada Maret 2015.

"Ini yang membuat kami di internal itu sampai enggak percaya. Kok bisa-bisanya sampai SK Menkumham muncul. Ya mungkin seperti yang saat ini bisa jadi dialami Partai Demokrat lah," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com