Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pernah Berpikir Pindah Partai, Marzuki Alie: Saya Ini Mereknya SBY

Kompas.com - 04/02/2021, 10:51 WIB
Devina Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku tidak tertarik untuk pindah ke partai lain, meskipun mendapat banyak tawaran.

Marzuki yang sudah enam tahun tidak aktif menjadi pengurus Partai Demokrat itu ingin tetap berada di satu partai sejak masuk hingga tidak bergelut di dunia politik.

"Merek saya ini Demokrat, saya ini mereknya SBY di mana-mana. Makanya begitu ada tawaran ke kanan ke kiri kan saya sampai sekarang tidak pernah berpikir," ungkap Marzuki, dalam tayangan di Kompas TV, Rabu (3/2/2021) malam.

Baca juga: Kirim Pesan Singkat ke SBY Terkait Tudingan Kudeta, Marzuki Alie: Belum Dibalas

Ketika ditanya apakah ia kecewa dengan kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Marzuki mengaku tidak dapat memberi penilaian.

Menurutnya, sukses atau tidaknya AHY sebagai pimpinan partai akan terlihat saat Pemilu 2024.

"Kalau hasilnya bagus, artinya kepemimpinan sekarang baru kita nyatakan mereka berhasil. Tapi kalau nanti 2024 turun lagi dari 54, wah itu tentu kita minta yang bersangkutan bertanggung jawab," ujarnya.

Baca juga: Marzuki Alie Tepis Isu Bakal Jadi Sekjen jika Moeldoko Pimpin Partai Demokrat

Dalam pandangan Marzuki, terpilihnya AHY sebagai ketua umum tak sesuai dengan komitmen eks Ketua Umum sekaligus pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada 2003, Marzuki menuturkan, SBY mengungkapkan cita-cita untuk membangun partai yang modern, artinya dikelola oleh sistem, bukan berdasarkan individu dan bukan merupakan dinasti.

"Saya tidak menyatakan kecewa, tetapi saya melihat ini sudah tidak sesuai dengan komitmen beliau, itu saja," kata dia.

"Saya enggak kecewa karena itu realita politik, karena di negeri ini, partai-partai masih dimiliki oleh tokoh-tokoh, tidak banyak yang dimiliki oleh publik, masyarakat, orang yang bergabung, siapa saja, jadi itu persoalannya," sambung Marzuki.

Baca juga: Dituding Terlibat Kudeta di Partai Demokrat, Marzuki Alie Berencana Tempuh Jalur Hukum

Belakangan ini, Marzuki ikut dituding terlibat dalam upaya melengserkan AHY.

Adapun gerakan yang dimaksud bertujuan mengambil alih posisi ketua umum melalui kongres luar biasa (KLB) kemudian menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.

Menurutnya, tuduhan tersebut perlu dibuktikan lebih lanjut. Ia juga berencana menempuh halur hukum.

Selain Marzuki, nama lainnya yang ikut terseret yakni, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, anggota Komisi V DPR Jhoni Allen, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, dan mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat Darmizal.

Partai Demokrat pun sudah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi atas keterlibatan KSP Moeldoko sebagai pihak Istana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com