Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Disiplin 3M Efektif jika Didukung 3T yang Memadai untuk Kendalikan Pandemi

Kompas.com - 04/12/2020, 12:07 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat tidak akan maksimal tanpa dukungan strategi pengendalian Covid-19 dari pemerintah.

Menurutnya, kepatuhan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) harus didukung dengan pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing) dan perawatan (treatment) Covid-19 yang memadai.

"Pelaksanaan disiplin 3M oleh masyarakat efektif apabila situasi penanganan Covid-19 juga terkendali dengan baik," ujar Dicky kepada Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Baca juga: Kasudin Pendidikan Wilayah I Jaktim Meninggal akibat Covid-19, Kantor Ditutup 3 Hari

"Soal disiplin pengendalian Covid-19 tentu pemerintah, masyarakat dan semua komponen punya peran penting. Yang paling mendasar adalah strategi 3T minimal harus dijalankan," lanjutnya.

Dicky mengungkapkan, yang dimaksud minimal adalah mengacu kepada standar minimal kapasitas pemeriksaan yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO). Standar yang dimaksud adalah sebesar satu tes per 1.000 orang per pekan.

Kedua, lanjut Dicky, pemeriksaan Covid-19 harus sesuai ekskalasi setiap wilayah.

Sehingga, nantinya bisa menurunkan case positivity rate sampai di bawah angka 10 persen.

Case positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dan jumlah tes yang dilakukan.

"Maksud sesuai ekskalasi adalah mencapai positivity rate yang setidaknya kisaran lima persen. Idealnya ya jauh di bawah 5 persen sesuai standar WHO," ungkap Dicky.

"Tetapi kalau dalam jangka pendek setidaknya di kisaran 5-8 persen dulu. Itulah yang harus dijadikan target sehingga bisa mendukung 3M masyarakat," tambah Dicky.

Diberitakan, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Hal ini berkaitan dengan penambahan kasus harian Covid-19 yang semakin meningkat, bahkan mencapai 8.369 kasus dalam satu hari.

Baca juga: Soal Data Covid-19 Tak Sinkron, KawalCovid19: Sudah Sejak 30 Juni Kami Temukan

Wiku menyayangkan tingginya penambahan kasus Covid-19 ini. Menurut dia, jumlah tersebut sangat besar dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Ia mengingatkan bahwa lengahnya masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat berdampak fatal.

Oleh karena itu, Wiku meminta masyarakat kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com