Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Selamatkan Anak-anak dari Dampak Pandemi, BPIP Kembangkan Metode Pembelajaran Alternatif

Kompas.com - 24/11/2020, 15:52 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan, sebagian pihak menyatakan bahwa pandemi menciptakan krisis tambahan untuk anak-anak di seluruh dunia.

“Situasi ini sudah mengubah kita, bahkan mengkhawatirkan perjalanan hidup anak-anak di masa mendatang,” kata Yudian, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hal tersebut dikatakan Yudian, dalam peringatan Hari Anak Dunia (World Children Day) sekaligus Peluncuran Produk Pembinaan Ideologi Pancasila berupa Pancamain Indonesia, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Yudian mengakui, hal tersebut belum bisa diatasi secara maksimal. Akibatnya, peringatan Hari Anak Dunia tidak bisa disambut dengan rasa penuh suka cita seperti seharusnya.

Baca juga: 20 November Diperingati sebagai Hari Anak Sedunia, Ini Sejarahnya

“Tapi di masa pandemi seperti ini, kita belum bisa memberi kegembiraan yang seharusnya mereka terima,” kata Yudian.

Lebih lanjut, Yudian mengatakan, pandemi menyebabkan penutupan sekolah dan proses pembelajaran berganti menjadi metode daring (online).

Catatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan, hal tersebut mempengaruhi 1,6 miliar murid di 190 negara, atau setara dengan 90 persen anak usia sekolah di seluruh dunia.

Kesempatan anak-anak untuk bertemu kawan-kawan sebaya serta melakukan pergerakan fisik pun berkurang.

Baca juga: PBB Peringatkan Kondisi Anak-anak dan Masa Depan yang Terancam karena Pandemi Corona

“Ini semua akan mempengaruhi perkembangan mental dan fisik anak-anak,” kata Yudian.

Untuk mengatasi hal tersebut, Yudian mengatakan, pihaknya ingin berkontribusi pada pembelajaran anak-anak.

Bukan dengan menganjurkan pembukaan sekolah tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, tapi melalui pengembangan dan penciptaan rangka medium metode pembelajaran alternatif.

“Sesuai tugas dan fungsi pokok BPIP dalam pembinaan, kami ingin berkontribusi pada acara-acara alternatif dalam proses pembelajaran dan pengembangan karakter anak,” Kata Yudian.

Baca juga: Kepala BPIP: Kaum Santri Berjuang Jauh Sebelum Kemerdekaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengapresiasi inisiatif yang dilakukan BPIP. Sebab, nilai-nilai Pancasila memang harus ditanamkan kepada anak-anak sedini mungkin.

“Anak-anak kita harus berakhlak baik, sopan santun, dan menghargai pendapat orang lain. Bersaudara dalam perbedaan agama, golongan, agama, dan suku. Saling tolong-menolong, peduli, dan penuh toleransi,” kata Jokowi dalam video daringnya.

Nilai-nilai tersebut, lanjut Jokowi, harus diinternalisasikan ke dalam hati dan pikiran anak-anak melalui dunianya, yaitu bermain.

“Bermain adalah hak anak-anak, hak untuk bergembira dan bersenang-senang bersama teman-temannya. Itu untuk mengenal lingkungan sekitar sekaligus membentuk mental, karakter serta menginternaslisasi nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com