Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Sebut Video Kompilasi Dugaan Kekerasan Aparat Bukan Provokasi, tetapi Kenyataan

Kompas.com - 13/11/2020, 17:41 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti mengungkapkan video kompilasi dugaan kekerasan aparat kepolisian saat aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja bukanlah sebuah provokasi.

Fatia menanggapi pernyataan Polri yang menilai video tersebut tendensius dan mendiskreditkan institusi kepolisian.

“Video tersebut juga sudah diverifikasi kepada jaringan-jaringan daerah dan hal tersebut bukan sebagai sebuah provokasi, tetapi memang sebuah kenyataan yang terjadi di lapangan,” ujar Fatia ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Kontras Catat 20 Aduan Tindak Kekerasan Aparat Saat Demo Selasa Lalu

Menurutnya, video itu dibuat karena banyaknya pengaduan yang diterima Kontras terkait dugaan kekerasan aparat selama aksi.

Adapun dalam video yang diunggah di akun Twitter Kontras disebutkan, gambar dalam video adalah rekaman saat aksi menolak UU Cipta Kerja pada 6-8 Oktober 2020.

Video itu, kata Fatia, diunggah untuk membeberkan kepada publik soal kekerasan yang diduga dilakukan polisi saat aksi.

“Untuk memperlihatkan kepada publik bahwa kepolisian hari ini tidak memiliki mekanisme evaluasi yang mumpuni sehingga bentuk-bentuk kekerasan tersebut terus dilegitimisasi oleh pemerintah,” ujarnya.

Alasan lainnya adalah untuk menggalang solidaritas masyarakat agar menandatangani petisi menyangkut reformasi institusi Polri.

Di unggahan yang sama dengan video tersebut, Kontras juga menyertakan tautan petisi untuk evaluasi polisi yang mereka buat.

Petisi itu diberi judul “Evaluasi Kapolri Idham Azis & Stop Kekerasan Kepolisian”.

“Agar pihak kepolisian bisa melakukan sebuah reformasi institusi di mana evaluasi dan juga penindakan terhadap orang-orang yang melakukan kekerasan di lapangan yang jelas-jelas berseragam,” tutur dia.

Kontras pun bersedia memberikan data-data dugaan kekerasan tersebut bila diinginkan polisi.

Baca juga: Korban Kekerasan Aparat dalam Aksi Reformasi Dikorupsi Mengadu ke Ombudsman

Fatia mengatakan, pihaknya juga siap beradu fakta terkait tindakan kekerasan yang diduga dilakukan aparat selama demo tersebut.

Lebih lanjut, pihaknya akan melaporkan dugaan kekerasan tersebut. Namun, pelaporan itu masih didiskusikan lebih lanjut.

Sebelumnya, menanggapi video yang diunggah Kontras, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono menilai, video tersebut mendiskreditkan institusi kepolisian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com