Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Rencanakan Konvensi Capres, antara Jaring yang Ideal dan Anggapan Tak Punya Kader Potensial

Kompas.com - 13/11/2020, 06:28 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Partai Nasdem untuk menggelar konvensi penjaringan calon presiden 2024 menuai banyak tanggapan. Sebagian kalangan menanggapi wacana tersebut.

Namun di sisi lain, ada pula yang menganggap bahwa rencana itu dilakukan karena Nasdem dinilai tidak memiliki kader potensial. Hal itu disebabkan rencana Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang membuka pintu lebar bagi tokoh potensial yang tidak memiliki partai politik untuk dapat mencalonkan diri melalui jalur konvensi.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, rencana konvensi capres yang diselenggarakan Partai Nasdem adalah bentuk ikhtiar menjaring capres yang muncul dari akar rumput, bukan hanya pilihan elite.

Dengan adanya konvensi ini, menurutnya, sejumlah tokoh nasional yang selama ini vokal ingin jadi presiden, tetapi tidak memiliki partai menjadi terbuka kesempatannya.

“Tentu ini manuver positif yang layak diapresiasi. Jadi, tokoh yang selama ini ngebet jadi presiden, tapi tak punya partai bisa ikut konvensi. Kesempatan terbuka,” ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Konvensi Partai Nasdem Diharapkan Terbuka untuk Calon-calon Perempuan

“Dengan konvensi ini pula Nasdem menegaskan diri sebagai partai terbuka bagi semua kalangan yang minat jadi presiden di 2024 mendatang,” imbuh dia.

Terkait hasil konvensi nantinya, apakah tokoh eksternal otomatis dijadikan presiden atau tidak, menurut Adi, bisa tergantung dari perkembangan politik ke depan.

“Apakah yang menang konvensi automatically dicalonkan jadi presiden atau tidak. Ataukah masih ada mekanisme lain yang mesti diikuti. Tapi yang jelas, ide konvensi ini menarik,” kata dia.

Senada, pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, konvensi calon presiden 2024 yang akan digelar Partai Nasdem dua tahun mendatang merupakan ide bagus.

Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa Partai Nasdem menginginkan seorang calon presiden terbaik.

"Ini ide yang bagus sekali, artinya memang Nasdem coba mendapatkan calon presiden terbaik, dan itu seharusnya bisa ditiru oleh partai-partai lainnya," kata Hendri saat dihubungi.

Baca juga: Berencana Gelar Konvensi, Partai Nasdem Dinilai Tak Miliki Kader Potensial untuk Jadi Capres

Namun, Hendri juga melihat adanya kelemahan dari konvensi. Menurut dia, terkadang peserta atau pemilih dari konvensi itu adalah internal partai politik.

"Sehingga, popularitas dan elektabilitasnya itu di level partai. Sementara pasti akan di-compare dengan apa yang ada di masyarakat," ucap dia.

Dinilai tak miliki kader potensial

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, rencana Partai Nasdem menyelenggarakan konvensi untuk menjaring calon presiden tahun 2024 menjadi indikasi bahwa partai tersebut tidak memiki kader potensial untuk dicalonkan sebagai capres maupun cawapres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com