Salin Artikel

Nasdem Rencanakan Konvensi Capres, antara Jaring yang Ideal dan Anggapan Tak Punya Kader Potensial

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Partai Nasdem untuk menggelar konvensi penjaringan calon presiden 2024 menuai banyak tanggapan. Sebagian kalangan menanggapi wacana tersebut.

Namun di sisi lain, ada pula yang menganggap bahwa rencana itu dilakukan karena Nasdem dinilai tidak memiliki kader potensial. Hal itu disebabkan rencana Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang membuka pintu lebar bagi tokoh potensial yang tidak memiliki partai politik untuk dapat mencalonkan diri melalui jalur konvensi.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, rencana konvensi capres yang diselenggarakan Partai Nasdem adalah bentuk ikhtiar menjaring capres yang muncul dari akar rumput, bukan hanya pilihan elite.

Dengan adanya konvensi ini, menurutnya, sejumlah tokoh nasional yang selama ini vokal ingin jadi presiden, tetapi tidak memiliki partai menjadi terbuka kesempatannya.

“Tentu ini manuver positif yang layak diapresiasi. Jadi, tokoh yang selama ini ngebet jadi presiden, tapi tak punya partai bisa ikut konvensi. Kesempatan terbuka,” ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

“Dengan konvensi ini pula Nasdem menegaskan diri sebagai partai terbuka bagi semua kalangan yang minat jadi presiden di 2024 mendatang,” imbuh dia.

Terkait hasil konvensi nantinya, apakah tokoh eksternal otomatis dijadikan presiden atau tidak, menurut Adi, bisa tergantung dari perkembangan politik ke depan.

“Apakah yang menang konvensi automatically dicalonkan jadi presiden atau tidak. Ataukah masih ada mekanisme lain yang mesti diikuti. Tapi yang jelas, ide konvensi ini menarik,” kata dia.

Senada, pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, konvensi calon presiden 2024 yang akan digelar Partai Nasdem dua tahun mendatang merupakan ide bagus.

Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa Partai Nasdem menginginkan seorang calon presiden terbaik.

"Ini ide yang bagus sekali, artinya memang Nasdem coba mendapatkan calon presiden terbaik, dan itu seharusnya bisa ditiru oleh partai-partai lainnya," kata Hendri saat dihubungi.

Namun, Hendri juga melihat adanya kelemahan dari konvensi. Menurut dia, terkadang peserta atau pemilih dari konvensi itu adalah internal partai politik.

"Sehingga, popularitas dan elektabilitasnya itu di level partai. Sementara pasti akan di-compare dengan apa yang ada di masyarakat," ucap dia.

Dinilai tak miliki kader potensial

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, rencana Partai Nasdem menyelenggarakan konvensi untuk menjaring calon presiden tahun 2024 menjadi indikasi bahwa partai tersebut tidak memiki kader potensial untuk dicalonkan sebagai capres maupun cawapres.

Sebab, dalam konvensi tersebut, Nasdem berencana memberikan kesempatan kepada tokoh di luar partai politik untuk mengikuti kontestasi tersebut.

“Tak ada kader internal yang mumpuni dan layak jual sebagai capres ataupun cawares. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain. Kecuali mengadakan konvensi,” ujar Ujang saat dihubungi.

Kendati demikian, ia mengatakan, penyelenggaraan konvensi merupakan sebuah hal yang wajar. Hanya, tidak ada jaminan bahwa apakah nantinya pemenang konvensi akan dicalonkan atau tidak.

Hal tersebut, kata dia, juga pernah terjadi pada saat konvensi Partai Demokrat sebelumnya. Menurut Ujang, semua itu tergantung perkembangan situasi politik.

“Bisa saja sejarah akan terulang yang menang konvensi tak dicalonkan, bisa saja dengan alasan tak cukup kuat untuk bisa bersaing dengan capres lain, dan dianggap tak akan menang jika dipaksa untuk dicalonkan, itulah politik. Apapun bisa terjadi,” Papar Ujang.

Bantahan Nasdem

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali membantah anggapan bahwa rencana Konvensi Calon Presiden 2024 disebabkan partainya tidak memiliki kader potensial untuk diusung.

Ali menjelaskan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menggelar konvensi untuk membuka kesempatan bagi anak bangsa terbaik di luar partai politik untuk memimpin.

"Orang pasti akan beranggapan seperti itu (kaderisasi tidak berjalan), tapi bahwa ini sebenarnya Nasdem membuka ruang bagi mereka yang punya kapasitas dan integritas untuk kemudian menjadi pemimpin di negeri ini. Politik ini bukan lagi milik kelompok tertentu," kata Ali saat dihubungi.

Ali mengatakan, proses kaderisasi tetap berjalan dan menghasilkan kader-kader terbaik.

Namun, menurut Ali, partainya tidak memiliki prinsip bahwa ajang Pilpres 2024 sebagai upaya untuk mencalonkan kader dari Nasdem.

"Semua partai harus mencalonkan kadernya dengan alasan kaderisasi, terus bagaimana dengan sekian jutaan orang yang tidak menjadi elite partai, artinya tidak punya kesempatan kan, kita tidak mau melakukan itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan, sebelum menggelar konvensi capres 2024, partainya harus memiliki koalisi pada Pilpres 2024. Sebab, Nasdem tidak memiliki jumlah suara yang cukup untuk mengusung calon presiden.

"Kalau syarat itu terpenuhi, yang capres hasil konvensi tersebut pasti dia maju di Pilpres karena partai pendukungnya sudah siap," pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/13/06285911/nasdem-rencanakan-konvensi-capres-antara-jaring-yang-ideal-dan-anggapan-tak

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke