JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk.
BNPB merekomendasikan kesiapsiagaan tidak hanya di tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa dan bahkan keluarga.
"Kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Agar para camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan beberapa hal," ujar Lilik sebagaimana dikutip dari siaran pers BNPB, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Pemda Diminta Siapkan Skema Antisipasi Dampak La Nina
Pertama, perlu dipastikan agar setiap daerah rawan bencana memiliki tempat evakuasi sementara. Kemudian, harus dipastikan pula tempat evakuasi sementara itu dapat digunakan.
Pihaknya meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah.
“Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara. Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19," lanjut Lilik.
Kedua, pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan.
Lilik mengingatkan agar protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan harus tetap dilakukan.
Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat.
“Ketiga, kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG,” tutur Lilik.
“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” lanjutnya.
Lilik menyarankan agar otoritas kebencanaan di daerah menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca, sehingga pesan bisa diterjemahkan pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat.
Baca juga: Siaga La Nina, Pemerintah Diminta Siapkan Rencana Aksi untuk Daerah Rawan Bencana
"Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG," ungkap Lilik.
"BNPB juga memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawan Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan," jelasnya.
Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Simulasi ini dibantu BPBD kabupaten maupun kota setempat.