Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Satu Anak Pun Tidak Boleh Meninggal akibat Covid-19!

Kompas.com - 11/06/2020, 17:19 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan menegaskan, anak-anak sama berisikonya dengan orang dewasa jika terinfeksi Covid-19.

"Anak itu Pak, banyak yang meninggal, satu anak pun tidak boleh meninggal. Jangan dibilang anak itu enggak ada (yang) meninggal," kata Aman dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara daring, Kamis (11/6/2020).

Aman menanggapi pernyataan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja yang dalam acara itu yang menyebut orang tua lebih berisiko meninggal dunia akibat Covid-19.

"Memang ada anak-anak yang tertular banyak, tetapi dibandingkan yang orang tua ini jauh lebih banyak orang tua yang meninggal karena infeksi atau tertular virus," kata Wisnu.

Baca juga: Imunisasi Tertunda Akibat Pandemi, Ini Saran IDAI

Merujuk pada data IDAI, Aman menyebut, jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 dan meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah.

Anak yang meninggal akibat Covid-19, kata Aman, paling banyak berasal dari kelompok umur balita disusul anak usia sekolah.

Aman menyampaikan, anak-anak pun mempunyai komorbid (penyakit penyerta) yang dapat menyebabkan kematian akibat Covid-19 selayaknya orang dewasa.

"Selalu dikatakan anak itu tidak ada komorbidnya dan lain-lain, komorbid kita apa? Kurang gizi termasuk malnutrisi di sini, TBC kita tinggi, demam berdarah masih ada kita, ada yang masuk juga dengan radang otak," kata Aman.

Selain itu, ada ancaman asma dan diabetes yang juga menjadi komorbid pada anak.

Baca juga: IDAI Ingatkan Jangan Sampai Terjadi Double Outbreak di Indonesia

Ia pun mengingatkan, tanpa adanya wabah Covid-19, angka kematian anak di Indonesia masih terbilang tinggi.

"Kan kita tidak mau ada paparan tambahan yang membuat anak-anak ini akan lebih menjadi populasi yang rentan, ini yang harus kita lindungi," kata Aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com