Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liem Koen Hian, Partisipasi Tokoh Tionghoa di Awal Pemerintahan RI

Kompas.com - 26/01/2020, 06:34 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Liem Koen Hian merupakan tokoh Tionghoa kelahiran Banjarmasin tahun 1896. Anak dari pengusaha Liem Ke An ini sempat mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, namun tak selesai.

Berdasarkan catatan Yerry Wiryawan di majalah Basis berjudul "Tiga Menentang Stigma" tahun 2019, Liem mengambil sekolah hukum di Jakarta.

Dalam kariernya, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak di Balikpapan. Namun, Liem merasa tidak betah dengan pekerjaan kantoran. Akhirnya, ia pun memutuskan menjadi wartawan.

"Saat itu jamak terjadi bahwa seorang wartawan peranakan menjadi seorang nasionalis," tulis Yerry dalam catatannya.

Baca juga: Koran Sin Po, Pelopor Istilah Indonesia yang Hilang dari Catatan Sejarah...

Kiprahnya sebagai wartawan pun beragam, ia pernah menjadi editor di sejumlah majalah Tionghoa saat itu. Misalnya, Tjhoen Tjihioe pada tahun 1915-1916, Soo Lim Po tahun 1917, Sinar Sumatra pada tahun 1918-1921 dan Pewarta Soerabaia pada tahun 1921-1925.

Di sela kariernya sebagai wartawan lah, Liem meninggalkan nasionalisme Tionghoa dan mengadopsi nasionalisme Indonesia sejak era 1920-an.

Gagasannya ia kembangkan saat menjadi editor di koran Soeara Publiek pada tahun 1925-1929, Sin Jit Po pada tahun 1929-1932; 1939 dan Kong Hoa Po pada tahun 1937-1938.

Baca juga: Kisah John Lie, Perwira TNI Keturunan Tionghoa yang Kerap Lolos dari Kepungan Belanda

Sekitar tahun 1930-an, Liem memiliki kesadaran politik yang berkembang pesat. Pada September 1932, ia mendirikan partai Tionghoa pertama bernama Partai Tionghoa Indonesia (PTI).

PTI didirikan secara jelas untuk mendukung gerakan nasionalis Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan saat itu. Ia menjabat sebagai Ketua Umum PTI pertama pada periode tahun 1932-1933.

Seiring perjalanannya, pada tahun 1937, ia bergabung dengan partai Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo), partai beraliran kiri.

Baca juga: Peran Pers Tionghoa dalam Pergerakan Kemerdekaan RI

Nasionalisme Liem terlihat jelas melawan pengaruh Jepang saat itu. Pada tahun 1938, Liem menerbitkan buku yang anti-Jepang. Akibat langkahnya itu, ia sempat ditahan pemerintah Jepang dalam waktu yang tidak begitu lama.

Pada masa mencapai kemerdekaan, Liem ditunjuk oleh Soekarno-Hatta sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Dalam perundingan Renville, Liem mewakili delegasi Indonesia pada tahun 1947.

"Keikutsertaan Liem Koen Hian dalam badan resmi pemerintah Indonesia ini perlu diberi catatan khusus karena partisipasinya dalam pemerintahan awal Republik Indonesia menembus batas-batas Tionghoa dan Indonesia," tulis Yerry.

Baca juga: Khoe Tjioe Liang, Dokter TNI di Balik Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi

Pada tahun 1950, Liem ikut mendirikan partai multi-rasial bernama Persatuan Tenaga Indonesia. Setahun kemudian, Liem ditangkap oleh pemerintahan Sukiman karena dicurigai sebagai komunis.

Peristiwa penangkapan ini sangat memukul Liem. Setelah lepas dari penjara, dengan rasa kecewa yang mendalam, Liem akhirnya melepas kewarganegaraan Indonesia-nya yang sudah ia perjuangkan selama 20 tahun terakhir.

"Setahun kemudian, 1952, dia meninggal di Medan dengan status sebagai warga negara Tionghoa," papar Yerry dalam tulisannya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com