JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo geram atas tingginya harga gas industri. Bahkan, saking kesalnya, ia menyatakan, ingin berkata kasar.
Berita tersebut menjadi berita terpopuler di rubrik Nasional Kompas.com, Senin (6/1/2020). Selain itu, ada kabar soal meninggalnya mantan Menteri Urusan Peranan Wanita era Presiden Soeharto, Mien Sugandhi.
Berikut kabar selengkapnya:
1. Kekesalan Presiden Jokowi
Awalnya, saat memimpin rapat terbatas terkait harga gas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jokowi menjabarkan, tingginya harga gas industri menyebabkan produk Indonesia kalah saing dari produk luar.
"Harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia. Kita kalah terus produk-produk kita gara-gara harga gas yang mahal," kata Jokowi.
Padahal, Jokowi menyebutkan, ada enam sektor industri yang menggunakan 80 persen volume gas Indonesia, yaitu industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, dan industri gelas.
Artinya, ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, itu akan berpengaruh pada harga jual produk.
"Karena itu, saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, dikalkulasi agar lebih kompetitif," kata dia.
Jokowi pun meminta jajarannya melihat penyebab tingginya harga gas dari hulu ke hilir. Sebab, ia curiga ada pemain gas yang bermain sehingga membuat harga mahal.
Baca juga: Anggap Harga Gas Mahal, Jokowi: Saya Mau Ngomong Kasar, tapi Enggak Jadi
2. Mien Sugandhi dan perintah Ibu Tien Soeharto
Mien Sugandhi mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (5/1/2020) malam.
Selain merupakan mantan Menteri Urusan Peranan Wanita di era Seoharto, ia juga seorang politikus Partai Golkar.
Mien menjabat sebagai menteri selama lima tahun di Kabinet Pembangunan VI, terhitung sejak 17 Maret 1993 hingga 16 Maret 1998.
Saat masih menjabat menteri, tepatnya 17 Agustus 1996, Mien dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.