Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut Kesiapan SDM adalah Cara Manfaatkan Bonus Demografi

Kompas.com - 21/11/2019, 14:52 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa kesiapan sumber daya manusia, terutama pembangunan karakter, menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan bonus demografi.

"Menyiapkan SDM, terutama karakter dan meningkatkan kemampuan kapasitas keterampilan (memanfaatkan bonus demografi)," ujar Muhadjir saat pengukuhan Ekspedisi Bakti Pemuda PMK di Rindam IV Diponegoro, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2019).

Muhadjir mengatakan, oleh karena itu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan balai-balai pelatihan akan terus didorong untuk menyiapkan SDM tersebut.

Mereka akan diminta memainkan peranan signifikan dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang cakap, terampil, serta sesuai dengan kebutuhan zaman dan lapangan pekerjaan.

Baca juga: Menko PMK: Pemuda Harus jadi Sasaran Pendidikan Karakter

Dengan demikian, peran penduduk produktif dalam menghadapi era bonus demografi pada 2030-2036 ini sangat diharapkan mampu bekerja secara produktif pula demi kesiapan SDM-nya.

"Keuntungannya, kalau penduduk yang berusia produktif ini bekerja produktif dengan penghasilan yang sangat tinggi, maka penghasilannya disamping untuk kepentingannya sendiri juga bisa digunakan untuk menghidupi penduduk yang tidak produktif," kata dia.

Dengan demikian, kata dia, maka akan ada tabungan untuk investasi nasional.

Apalagi, jumlah penduduk produktif di Indonesia lebih banyak dibandingkan penduduk yang usianya tidak termasuk usia produktif.

Baca juga: Menko PMK: Kartu Prakerja Dieksekusi Paling Lambat Februari 2020

Adapun yang tidak termasuk usia produktif adalah mereka yang baru lahir sampai sekitar umur 16 atau 17 tahun.

Selain itu, yang juga masuk kelompok tak produktif adalah orang lanjut usia, yaitu penduduk senior yang berusia antara umur 63 sampai meninggal dunia.

"Semakin besar tabungan dari penduduk usia produktif ini maka akan semakin besar peluang untuk melakukan investasi dan itulah, semakin besar investasi itu, akan menjadi tolok ukur, maju tidaknya sebuah negara," kata dia.

Namun, jika penduduk usia produktif tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang hebat, dan tidak bekerja di lapangan pekerjaan produktif dengan penghasilannya tinggi, maka akan terjadi jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.

"Kita sekarang sedang berusaha keras untuk lepas dari jebakan pendapatan menengah, karena kalau negara pendapatannya menengah. Itu untuk naik menjadi negara maju susah, tapi kalau turun menjadi negara miskin lebih besar peluangnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com