Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarak Dengan Pemilu 2019 Terlalu Dekat, Pilkada 2020 Dinilai Tak Fokus

Kompas.com - 08/10/2019, 18:13 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut, persiapan Pilkada 2020 terlihat tidak fokus.

Hal itu dinilai disebabkan oleh pelaksanaan Pilkada 2020 yang terlalu berdekatan dengan penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.

"Penjadwalan pilkada kita tidak boleh dilakukan dalam satu tahun dengan pileg/pilpres atau berdekatan. Berdekatan saja kita tidak fokus dalam persiapan penganggaran, apalagi dalam setahun," kata Titi saat ditemui di Kantor Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Perludem Usulkan Pilkada 2020 Dibiayai APBN

Ketidakfokusan itu terlihat dari masih banyaknya pemerintah daerah yang belum menyelesaikan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) atau dana hibah untuk anggaran pilkada.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sampai memperpanjang tenggat waktu penandatanganan NPHD bagi daerah-daerah yang belum menyelesaikannya hingga 14 Oktober 2019 mendatang dari batas waktu semula 1 Oktober 2019.

Titi pun menilai, pemerintah kurang tanggap dalam memastikan proses penganggaran persiapan pilkada agar bisa berjalan sesuai waktu yang ditentukan.

"Ini jadi refleksi bahwa pilkada tidak boleh dalam durasi yang sangat dekat dengan pileg/pilpres. Ternyata durasi satu tahun saja kita punya kecenderungan untuk abaikan kesiapan penganggaran," kata dia.

Baca juga: Ternyata Banyak Pemerintah Daerah Belum Anggarkan Pilkada 2020...

Oleh karena itu, Perludem mendesak pemerintah untuk menata ulang penjadwalan pilkada agar tidak terlalu dekat dengan penyelenggaraan pileg dan pilpres.

"Usulan kami konsisten, berjarak paling sedikit 2 sampai 2,5 tahun atau 30 bulan (dari pileg/pilpres ke pilkada)," kata dia.

Diketahui, Pilkada Serentak 2020 akan diselenggarakan pada September 2020 mendatang. Sembilan provinsi dan 261 kabupaten dan kota akan menggelar pesta demokrasi lima tahunan itu.

Tahapan untuk Pilkada 2020 sendiri sudah dimulai sejak September 2019.

 

Kompas TV Inilah video berdurasi 3 menit 6 detik yang memperlihatkan kondisi seorang siswa sekolah dasar penuh luka di sejumlah bagian tubuhnya. Visual harus kami samarkan untuk melindungi identitas korban yang masih di bawah umur serta mengandung unsur kengerian. Dalam video terungkap korban dianiaya orangtuanya menggunakan bambu dan mengaku di depan salah seorang gurunya. Video ini viral di media sosial setelah diunggah sang guru pada awal Oktober. Polisi memeriksa sang guru yang mengunggah video serta menyelidiki orangtua korban di rumahnya. Motif kasus ini masih misterius dan para pelaku nantinya terancam hukuman penjara lebih dari 5 tahun karena melanggar undang undang perlindungan anak. #PenganiayaanAnak #SiswaSD #Nias
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com