Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ibu Kota Baru, KLHK Akan Fokus Pemulihan Lingkungan

Kompas.com - 16/09/2019, 16:41 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan fokus pada pemulihan kerusakan lingkungan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di kawasan Ibu Kota Negara Indonesia baru di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Pelaksana tugas Inspektur Jenderal Kementerian KLHK Laksmi Wijayanti menyatakan, pemindahan ibu kota memberikan momentum percepatan pemulihan kerusakan lingkungan dan penataan kembali di dua lokasi tersebut.

"Ini jadi momentum percepatan pemulihan lingkungan dan penataan kembali di lokasi itu. KLHS akan fokus pada pemulihan kerusakan lingkungan," ujar Laksmi dalam konferensi pers di Gedung KLHK, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Baca juga: DPR Bentuk Pansus Pengkajian Pemindahan Ibu Kota

 

Laksmi menyebutkan, isu yang telah teridentifikasi di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegera di antaranya adalah kerusakan lingkungan akibat penambangan, penuruan kualitas hutan, ancaman terhadap satwa liar, gangguan pada tata air, dan risiko pencemaran.

Untuk itu, lanjutnya, KLHS akan lebih memfokuskan pada langkah-langkah perlindungan dan pemulihan, terutama proteksi habitat satwa liar, ekosistem hutan dan mangrove, ekosistem pesisir dan perairan, serta langkah-langkah pemulihan kerusakan lingkungan dan pencemaran yang terjadi di dua lokasi ibu kota negara tersebut.

Baca juga: Kabut Asap Makin Parah, 23 Penerbangan di Ibu Kota Baru Dibatalkan

"Langkah yang akan dilakukan KLHK di antaranya mengumpulkan data dan informasi tentang ekosistem mangrove, sebaran habitat, ruang hidup, dan ruang gerak satwa liar," sambungnya.

Ia pun menargetkan kementeriannya dapat menyelesaikan KLHS dalam jangka waktu dua bulan ke depan.

Kalimantan Timur, kata Laksmi, memiliki ekosistem unik dan karena itulah harus memastikan tindakan tetap menjaga ekosistem berkesinambungan.

Kompas TV Senin (16/9/2019) pagi nasib calon penumpang di Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kota Samarinda, Kalimantan Timur masih terkatung-katung. Belum ada kepastian akan jadwal keberangkatan pesawat. Beberapa penumpang akhirnya memilih untuk bertolak ke Bandara Sepinggan, Balikpapan melalui jalur darat dan berharap bisa melanjutkan perjalan. Pagi ini pihak bandara masih menunda keberangkatan ke ibu kota Jakarta. Sejak akhir pekan kemarin kabut asap membuat jarak pandang terbatas sehingga penerbangan di-batalkan. Tidak hanya di Samarinda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan membuat aktivitas penerbangan di beberapa daerah lumpuh hari Minggu (15/9/2019). Selain Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto operasional penerbangan pun lumpuh di Bandara Kalimarau Berau, Bandara Juwata Tarakan dan Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru. Sedikitnya 99 penerbangan dibatalkan dan puluhan lainnya dialihkan serta terlambat dari jadwal. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta mengingatkan operator bandara dan maskapai untuk terus berkoordinasi. Tidak hanya di sebagian wilayah Kalimantan, pemerintah masih berupaya menghilangkan kabut asap di Provinsi Riau. Sebanyak 4 perusahaan asing di Kalimantan Barat bahkan disegel buntut dari kabut asap. Hingga Minggu (15/9/2019) sore badan nasional penanggulangan bencana mencatat titik api terbanyak di Kalimantan Tengah sebanyak 954 titik. #KebakaranLahan #KebakaranHutan #Penerbangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com