Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kementerian PPPA Tunjuk Cinta Laura jadi Duta Anti-Kekerasan Perempuan dan Anak

Kompas.com - 30/07/2019, 15:07 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengungkapkan alasan memilih Cinta Laura sebagai Duta Anti-Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

Yohana menyatakan, Kementerian PPPA mendapuk Cinta Laura sebagai duta lantaran dia peduli pada kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Yohana menyadari rekam jejak Cinta Laura menjadi sorotan masyarakat. Namun, Yohana menilai Cinta Laura justru menjadi korban dalam kasus dating violence oleh mantan kekasihnya, Frank Garcia, yang menimpa dirinya di New York, Amerika Serikat.

"Hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan mengapa CLK (Cinta Laura Kiehl) dipilih sebagai Duta Anti Kekerasan. Sebagai Duta, CLK berkomitmen untuk memperbaiki diri sehingga dapat meningkatkan kesadaran korban kekerasan dan masyarakat terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Yohana melalui keterangan tertulis, Selasa (30/7/2019).

Baca juga: Penunjukan Cinta Laura Jadi Duta Anti-Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tuai Polemik..

Ia menyadari keputusannya mengangkat Cinta Laura sebagai Duta Anti-kekerasan terhadap Perempuan dan Anak menuai kontroversi dari masyarakat. Sebab, masyarakat menilai pergaulan Cinta Laura tidak sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia.

Yohana menilai, penolakan itu merupakan bentuk reviktimisasi terhadap korban, karena semua orang pasti punya latar belakang dan masa lalu dalam hidupnya.

Reviktimisasi secara sederhana berarti proses seorang korban kekerasan seksual menjadi korban kembali melalui stigma negatif dari lingkungannya.

Dengan demikian, reviktimisasi tersebut perlu dihindari dalam menghadapi latar belakang dari Cinta Laura sebagai Duta Anti-Kekerasan.

Yohana menambahkan, tidak semua korban berani berdiri tegar dan memulihkan dirinya, hingga mampu menjadi Duta Anti-Kekerasan. Karena itu, pengangkatan Cinta Laura sebagai Duta Anti-Kekerasan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri korban yang masih merasa takut atau malu karena bentuk reviktimisasi yang didapatnya dalam proses mencari keadilan.

Yohana menilai, cibiran masyarakat itu muncul lantaran mereka belum memiliki perhatian lebih terhadap isu gender.

"Oleh karena itu, jangan menghakimi pilihan CLK sebagai korban dalam ranah privatnya, seperti cara ia berpacaran, namun seharusnya kita dapat mengangkat value beliau, bagaimana ia bisa bangkit dari keterpurukan setelah menjadi korban," sambung Yohana.

Baca juga: Cinta Laura Jadi Duta Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Apa Saja Tugasnya?

Yohana mengatakan, pihaknya melihat isu ini dengan lebih sensitif dan berperspektif responsif terhadap korban. Sebagai contoh, penyintas dari tindak pidana perdagangan orang bisa menjadi pahlawan. Karenanya Yohana menilai Cinta Laura selaku korban bisa pula menadi Duta Anti Kekerasan.

Kementerian PPPA perlu menunjukkan bahwa siapapun yang peduli pada kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat menjadi duta.

"Perempuan, jangan pernah merasa bersalah saat menjadi korban kekerasan, apapun itu bentuknya. Kejadian buruk yang menimpa kita, bukan karena kesalahan kita sebagai perempuan, baik dari cara berbusana, berteman, berkendara, bekerja, dan lain sebagainya. Pelaku lah yang bermasalah dengan cara berpikirnya," papar Yohana.

"Mari berpikir positif dalam rangka perlindungan serta pemenuhan hak perempuan dan anak korban," lanjut dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com