Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Buru Otak Penggerak sekaligus Penyandang Dana JAD Indonesia

Kompas.com - 23/07/2019, 18:44 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi memburu S alias Daniel alias Chaniago, petinggi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia.

"Yang bersangkutan sudah diterbitkan DPO oleh Densus 88 sebagai mastermind (otak), saat ini yang bersangkutan diduga berada di satu wilayah di Khurasan, Afghanistan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

S merupakan otak atau mastermind yang menggerakkan anggota kelompok JAD Indonesia, sekaligus sebagai penyandang dana.

Baca juga: Polisi: Ada Aliran Dana ke JAD Indonesia dari 5 Negara

S menginstruksikan terduga teroris N untuk memberikan uang kepada Mujahidin Indonesia Timur (MIT). N ditangkap di Berok Nipah, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Kamis (18/7/2019) lalu.

Selain itu, S diduga menginstruksikan Abu Saidah untuk memberikan uang dari S kepada terduga teroris N. Uang itu digunakan untuk kebutuhan perakitan bom.

Selain itu, S juga berperan mendanai dua terduga pelaku bom bunuh diri di gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina, pada 27 Januari 2019.

Inisial kedua pelaku itu adalah RRZ dan UHS yang merupakan anggota JAD Makassar. Mereka adalah pasangan suami-istri.

"Karena mengetahui rencana aksi tersebut dan sudah memberikan dana untuk 2 tersangka ke Filipina dari Makassar," ucapnya.

Kedua terduga pelaku mendapatkan dana dari S melalui terduga teroris AB dan Y. AB merupakan WNI asal Makassar, yang diduga berada di Filipina Selatan. AB berperan untuk mengatur kepergian dua terduga pelaku.

Sementara itu, Y yang merupakan anggota JAD Kalimantan Timur diamankan di Malaysia pada awal Juni 2019. Y diduga sebagai penghubung antara Indonesia dan Filipina.

Baca juga: Polri Sebut 2 Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina Dibiayai Pendana JAD Indonesia

Kemudian, S diduga mengatur keberangkatan MA dan 11 WNI lainnya untuk berangkat ke Khurasan. MA telah dideportasi dari Bangkok, Thailand, pada 13 Juni, kemudian diciduk aparat di Bandara Kualanamu, Medan.

Polri pun akan bekerja sama dengan kepolisian dari negara lain untuk mengungkap jaringan tersebut.

"Densus 88 bekerja dengan beberapa kepolisian seperti PDRM, kepolisian Filipina, Afganistan, termasuk beberapa negara lain seperti AFP, Amerika Serikat, dan sebagainya," tutur Dedi.

Kompas TV Mabes Polri mengidentifikasi 2 warga negara Indonesia, diduga pelaku bom bunuh diri di wilayah Jolo, Filipina, pada Januari lalu. Polri perlu menyelidiki lebih jauh soal pelaku, karena keduanya masuk secara ilegal ke Filipina.<br /> <br /> Polri bersama kepolisian Filipina mengembangkan hasil pemeriksaan 5 tersangka lainnya, yang menginformasikan pelaku bom bunuh diri merupakan WNI.<br /> <br /> Kesulitan dalam mengungkap identitas pelaku, karena keduanya merupakan deportan dari Turki yang masuk melalui jalur ilegal ke Filipina.<br /> <br /> Kepastian identitas kedua pelaku bom bunuh diri ini terungkap setelah Densus 88 menangkap dua anggota JAD pada Kamis pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com