Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Minta Polri Dalami 6 Kasus "High Profile" yang Disebut TGPF Novel

Kompas.com - 18/07/2019, 14:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta Polri mendalami enam kasus high profile yang diduga menjadi penyebab serangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, enam kasus tersebut merupakan pintu masuk bagi Polri untuk mengungkap pelaku penyerangan Novel.

"Kan dikatakan bahwa ada probabilitas peran dari enam kasus high profile yang ditangani oleh Saudara Novel. Itulah yang akan ditindaklanjuti oleh tim penyidik itu nanti dalam rangka mencari pelakunya," kata Taufan kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

Baca juga: Temuan dari Hasil Investigasi TGPF Kasus Novel Baswedan

Taufan menduga, TGPF bentukan Polri sudah mengantongi nama-nama yang diduga terlibat dalam penyerangan Novel. Namun, menurut Taufan, hal itu masih berupa praduga yang harus dibuktikan lewat proses penyidikan.

Taufan menuturkan, TGPF juga tak bisa menentukan nama pelaku penyerangan Novel karena tidak mempunyai kewenangan dalam penyidikan secara penuh.

"Yang harus mengungkap itu kan penyidiknya dengan merujuk pada poin probabilitas dari tersangka enam kasus high profile yang ditangani Pak Novel kira-kira yang terkait yang mana," ujar Taufan.

Taufan sebelumnya menyebut bahwa munculnya enam kasus high profile tersebut merupakan kemajuan yang diperoleh TGPF bentukan Polri.

"Harapan publik kan sebenarnya lebih dari itu, jadi kekecewaan publik kita bisa maklumi perasaan mereka, tapi harus dipahami juga bahwa ada poin-poin yang sebenarnya langkah maju," kata Taufan.

Diberitakan sebelumnya, anggota TGPF Kasus Novel Baswedan, Nurkholis, menyebut, ada 6 kasus high profile yang mungkin memunculkan balas dendam atau serangan balik terhadap Novel.

Baca juga: Komnas HAM Nilai Ada Kemajuan dari TGPF Kasus Novel Baswedan

Enam kasus tersebut adalah kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, kasus mantan Sekjen MA Nurhadi, kasus korupsi mantan Bupati Buol Amran Batalipu, kasus korupsi Wisma Atlet, dan kasus penembakan pencuri sarang burung walet.

"TGPF meyakini kasus itu berpotensi menimbulkan serangan balik atau balas dendam karena adanya dugaan penggunaan kewenangan berlebihan," kata Nurkholis saat membacakan hasil penyelidikan mereka di Mabes Polri, Jakarta, Rabu siang.

Kompas TV Setelah enam bulan bekerja, akhirnya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan, merampungkan tugasnya. Namun hasil investigasi tim gabungan ini tak sesuai dengan ekspektasi publik. Tim pencari fakta belum bisa menungkap siapa pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. Tim pencari fakta mengeluarkan dua rekomendasi untuk dilanjutkan polri, yakni membentuk tim teknis untuk menyelidiki pelaku penyiraman serta mendalami sedikitnya enam kasus yang ditangani Novel Baswedan untuk menyelidiki motif penyiraman. Dalam laporan setebal 2.700 halaman, tim pencari fakta meyakini pelaku bermaksud membalas sakit hati atau memberikan pelajaran kepada Novel sehingga menggunakan cairan yang tidak mematikan. Tim pencari fakta juga yakin penyiraman ini berhubungan dengan kasus yang diselidiki korban sebagai penyidik senior KPK, bukan karena dendam pribadi. Atas rekomendasi dari TGPF kasus Novel Baswedan, polri segera membentuk tim teknis lapangan yang dipimpin Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pun diharapkan bisa mengambil alih kasus ini untuk membentuk tim pencari fakta independen. #NovelBaswedan #TGPF #PenyiramanAirKeras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com