Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Selamat Datang 2024!

Kompas.com - 05/07/2019, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN Presiden 2019 telah berakhir. Mahkamah Konstitusi telah memutus bahwa gugatan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak dikabulkan alias mengesahkan terpilihnya Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi Pilpres 2019.

Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi pun telah membubarkan diri sehari setelah putusan Mahkamah Konstitusi keluar. Ucapan selamat datang presiden terpilih 2019-2024 pun bertebaran di berbagai media arus utama ataupun media sosial.

Dengan terpilihnya kembali Joko Widodo selaku Presiden RI, kita dapat mengucapkan selamat tinggal kepada rivalitas klasik Jokowi-Prabowo yang terjadi dua kali berturut-turut: 2014 dan 2019.

Duel el classico ini tidak akan terulang karena berdasarkan konstitusi, Jokowi tidak mungkin maju lagi selaku capres. Prabowo masih memungkinkan maju lima tahun lagi meskipun ini masih menjadi tanda tanya besar bagi para pendukungnya.

Tanpa keberadaan petahana, kontestasi pada 2024 pun menjadi pertarungan terbuka. Tidak ada kontestan yang lebih diunggulkan karena lebih berpengalaman dan sudah menunjukkan seperti apa kinerjanya sebagai presiden.

Baca juga: INFOGRAFIK: 15 Kandidat Potensial Capres 2024, Siapa Saja?

Semua kontestan yang akan bertarung sama-sama memulai dari awal. Kompetisi memperebutkan panggung Pilpres 2024 bisa dikatakan telah resmi dimulai sejak pasca-Pilpres 2019 ini. Kita pun dapat mengucapkan, selamat datang 2024!

Lalu, apa sajakah jalur yang memungkinkan untuk menuju kontestasi 2024? Dan, siapakah calon-calon potensial dari tiap jalur?

Bung Karno pernah mengucapkan, jasmerah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat memprediksi masa depan.

Jalur apa saja yang pernah dijalani para presiden Indonesia sebelum mengemban amanah sebagai orang nomor satu di Indonesia? Jalur menuju 2024 pun sepertinya tidak bakal bergeser dari jalur yang pernah dilalui para tokoh bangsa yang pernah menjabat sebagai presiden di republik ini.

Pemimpin daerah

Jalur pertama menuju 2024 adalah jalur pemimpin daerah. Jalur pemimpin daerah ini sebenarnya merupakan jalur umum yang digunakan bagi para calon presiden di Amerika Serikat.

Baca juga: Unggah Foto Bersama Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil Bantah Terkait Pilpres 2024

Sebelum periode Donald Trump dan Barack Obama, berturut-turut dua presiden Amerika Serikat berasal dari jenjang pemimpin daerah. Tepat sebelum Obama, ada George W Bush Jr, presiden ke-43 AS periode 2001-2009. Sebelum menjadi presiden AS, Bush adalah Gubernur Texas 1995-2000.

Lalu, ada Bill Clinton, presiden ke-42 AS, yang menduduki jabatan sebagai presiden 1993-2001. Clinton sebelumnya adalah Gubernur Arkansas 1983-1992.

Untuk Indonesia, baru Jokowi yang berhasil menapak ke jenjang pemimpin nasional dari jalur kepala daerah. Berawal dari Wali Kota Solo dua periode, Jokowi diusung PDI-P dan Gerindra sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2012 melawan petahana, Fauzi Bowo.

Jokowi berhasil masuk ke putaran kedua dan mengalahkan calon petahana di putaran akhir sehingga terpilih sebagai Gubernur Jakarta 2012-2017.

Sejak Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, eskalasi ekspose publik kepadanya meningkat drastis. Bukan saja karena posisinya selaku kepala daerah dari ibu kota negara ini, melainkan adanya dukungan secara masif dari media massa yang meliput hampir tiap gerak-gerik harian Jokowi.

Belum genap dua tahun menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Jokowi diusung PDI-P selaku calon presiden di Pilpres 2014. Jokowi bertarung melawan Prabowo, sosok yang sebelumnya ikut membuka jalan Jokowi bertarung di Pilkada Jakarta 2012.

Jokowi, yang sebelum menjadi Gubernur Jakarta di 2012 hampir tidak pernah terekspos secara nasional, bisa mengalahkan Prabowo, yang sudah lebih dari satu dekade mendapat panggung nasional sejak mendirikan Partai Gerindra.

Jalan yang diretas Jokowi ini sangat mungkin menjadi salah satu jalan utama bagi siapa pun yang ingin menapak ke tangga posisi orang nomor satu di negeri ini.

Menuju 2024, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, misalnya, saat ini memiliki keuntungan lebih dibandingkan kepala-kepala daerah lain.

Anies memang belum menjadi media darling laiknya Jokowi ketika dulu menjabat Gubernur Jakarta. Akan tetapi, apa yang dilakukan Anies dengan mudah diketahui publik karena berada di ibu kota negara.

Berturut-turut setelah Anies, ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Ganjar sudah memasuki periode keduanya sehingga tentu apa yang dilakukannya sudah lebih bisa dirasakan publik: berasal dari partai pemenang pemilu dua periode berturut-turut (PDI-P) dan memiliki relasi cukup baik dengan media massa. Keberhasilan PDI-P dan Jokowi menguasai Jawa Tengah sedikit banyak karena ada peran Ganjar di situ.

Khofifah memang baru menjabat sebagai gubernur. Namun, sosoknya sudah dikenal luas secara nasional sejak era Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden RI.

Khofifah sudah dua kali menjadi menteri. Ia juga punya akar cukup kuat di kalangan perempuan NU. Sosok pemimpin perempuan bisa menjadi nilai plus Khofifah di kontestasi pilpres ke depan.

Adapun Ridwan Kamil patut diperhitungkan karena memimpin provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia dan cukup dikenal publik nasional.

Meski demikian, Ridwan Kamil masih perlu menyesuaikan pola kepemimpinan di level gubernur dan membuktikan mampu sukses di tingkat provinsi setelah sebelumnya sukses sebagai Wali Kota Bandung.

Tiga nama di luar Jawa yang perlu dipantau adalah Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, yang juga mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com