Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim 02: Pak Ganjar dan Moeldoko Gunakan Diksi "Radikal", Saksi 01 Dengar Narasi Itu?

Kompas.com - 21/06/2019, 17:08 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Hukum 02 Teuku Nasrullah mengonfirmasi keterangan saksinya, Hairul Anas Suadi, kepada saksi 01 Anas Nasdikin, dalam sidang sengketa pilpres hari ini, Jumat (21/6/2019).

Keterangan yang dimaksud terkait politisi PDI-P Ganjar Pranowo dan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko yang menyebut diksi islam radikal, ekstrim, pro-khilafah, dan anti-Pancasila dalam materi pembekalan saksi Jokowi-Ma'ruf, pada Februari 2019.

"Saksi kami mendengar ada diksi 'kita sudah di-back-up aparatur. Kedua ada diksi Pak Ganjar dan Pak Moeldoko soal radikal, ekstrim, pro-khilafah, anti-Pancasila, anti-kebhinekaan. Saudara dengar narasi itu?" ujar Nasrullah kepada Nasikin dalam sidang di Mahkamah Konstitusi, Jumat.

Baca juga: KPU Minta Tim Hukum 02 Cabut Pernyataan KPU Bagian Tak Terpisahkan dari TKN

Kata Nasikin, dia hanya mendengar kedua tokoh tersebut memberi contoh sesuai isu yang berkembang di masyarakat. Konteksnya, kata Nasikin, banyak isu yang dikembangkan pihak tertentu untuk tidak memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Dengan apa? Salah satu isu yang berkembang itu apa? Ada kata-kata islam ekstrim, radikal?"tanya Nasrullah lagi.

Nasikin mengaku tidak ingat jelas terkait hal itu.

"Justru yang saya ingat yang beliau (minta) waspadai isu-isu radikalisme. Saya kurang ingat kalau islam radikal, isu khilafah. Itu yang saya ingat," kata Nasikin.

Kompas TV Ketua tim kuasa hukum TKN Jokowi-Ma'aruf menilai saksi pertama hari ini sudah memberikan keterangan dengan jelas. Sementara saksi ke-2 sudah mampu membantah keterangan saksi BPN Hairul Anas terkait materi pelatihan "training of trainer" untuk para saksi TKN. #SengketaPilpres #GugatanPrabowo #SidangMK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com