Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Rekapitulasi Hasil Pemilu Dianggap Janggal dan Senyap, Benarkah?

Kompas.com - 22/05/2019, 03:27 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (21/5/2019) dini hari.

Tak lama setelah hasil diumumkan, terdapat unggahan dan pesan di media sosial yang menyebutkan bahwa KPU melakukan kecurangan karena mengumumkan hasil rekapitulasi pada dini hari.

Selain itu, ada juga kecurigaan karena rekapitulasi diumumkan sebelum 22 Mei 2019, seperti yang disebutkan KPU.

Bahkan, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, juga mengungkapkan penolakan hasil rekapitulasi suara yang ditetapkan KPU karena dinilai sangat janggal.

Mengetahui hal tersebut, KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan penjelasan atas polemik ini.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, sebuah unggahan di media sosial Facebook menyampaikan keluhan mengenai pengumuman rekapitulasi suara yang diunggah pada Selasa (21/5/2019).

Selain itu, disebutkan juga bahwa ketika pengumuman hasil rekapitulasi tidak dihadiri oleh kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Berikut bunyi caption dalam unggahan tersebut:

"Ya Allah liciknya nyaya.
KPU bilang tanggal 22 mau diumumkan hasilnya, terus diundur tanggal 25.
Ternyata pukul 00.00 tanggal 21 sudah diumumkan hasilnya.
Saksi dari kubu 02 tidak ada.
Jadi tidak ada yang tanda tangan dari saksi 02, tapi KPU bilang tidak pengaruh!!
Saat ini masih estafet menyelesaikan rangkaian untuk pengumuman kemenangan 01 !!
Disaat orang istirahat Anda nyolong start!!
Ya Allah Ya Allah!!!
Saksikan semua ini Ya Allah."

Hingga kini unggahan tersebut telah 20.140 kali dibagikan dan telah dikomentari lebih dari 24.000 oleh pengguna Facebook lainnya.

Penelusuran Kompas.com:

Tak hanya unggahan di Facebook saja yang ramai diperbincangkan, Prabowo Subianto juga mengungkapkan penolakannya atas hasil rekapitulasi suara pada Selasa (21/5/2019).

Prabowo menilai waktu pengumuman hasil rekapitulasi sangat janggal, tanpa adanya penjelasan lebih lanjut.

"Pihak pasangan calon (paslon) 02 juga merasa pengumuman rekapitulasi KPU itu dilaksanakan pada waktu yang janggal, di luar kebiasaan," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Jalan Kertanegara pada Selasa siang.

Menurut Prabowo, pengumuman KPU itu dilakukan saat senyap.

Baca juga: Sambil Tertawa, Prabowo Sebut Pengumuman KPU Dilakukan secara Senyap

Menanggapi informasi yang beredar, anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa tidak ada aturan yang menyebutkan rekapitulasi harus dilakukan pada 22 Mei 2019.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com