Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Jangan Mudah Terprovokasi Hoaks

Kompas.com - 28/03/2019, 19:55 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, saat ini bangsa Indonesia telah memasuki perkembangan baru, yakni revolusi Industri 4.0 yang memiliki dampak positif dan negatif.

Menurut Hadi, revolusi industri 4.0 mempermudah orang-orang dalam pekerjaan. Namun di sisi lain, juga memberi dampak negatif seperti semakin maraknya penyebaran hoaks.

Ia pun meminta masyarakat agar tidak melontarkan ujaran kebencian dan tidak mudah terprovokasi hoaks.

Hal itu ia katakan dalam acara Doa Bersama Panglima TNI dengan masyarakat Banten dalam rangka Latihan Kesiapsiagaan Operasional Koarmada I, di Eco Park PT. Indonesia Power, Suralaya Cilegon, Provinsi Banten, Rabu (27/3/2019) malam.

Baca juga: Ketua DPR: Hoaks Awalnya untuk Jatuhkan Lawan Politik, Sekarang Jadi Alat Resahkan Masyarakat

“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat dan khususnya para santri yang ada di seluruh Pondok Pesantren di Banten agar tidak melakukan ujaran kebencian. Hal ini harus kita lakukan bersama untuk menjaga negara Indonesia menjadi negara makmur, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,” ujar Hadi seperti dikutip dari siaran pers Mabes TNI, Kamis (28/3/2019).

Lebih lanjut Hadi mengatakan, pada 2045, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat terbesar di dunia.

Oleh sebab itu para generasi muda harus belajar dan tidak boleh berdiam diri.

Menurutnya, para santri dan santriwati adalah sumber daya manusia unggul yang telah disiapkan untuk mengisi pembangunan dalam menghadapi Indonesia emas pada tahun 2045.

“Persyaratan menghadapi Indonesia emas tahun 2045 adalah menyiapkan sumber daya manusia terutama generasi mudanya dengan menjadi manusia yang unggul, sehingga dapat menghasilkan produktifitas dan didukung dengan teknologi tinggi," kata mantan Kepala Staf TNI AU itu.

Hadi menegaskan bahwa sejatinya persatuan dan kesatuan bangsa adalah prasyarat mutlak dalam pembangunan nasional.

Ia mengatakan, pembangunan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta perlindungan bagi seluruh rakyatnya.  

“Oleh karena itulah, TNI tidak akan pernah melupakan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara Nasional, dan tentara professional," tuturnya.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Banten Wahidin Halim, Pangdam III/Siliwangi Mayjen Tri Soewandono, Asops Panglima TNI Mayjen Ganip Warsito, Aster Panglima TNI Mayjen TNI George Elnadus Supit, Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir Balaw, Kapusbintal TNI Laksma TNI Budi Siswanto dan Waasrena Kasau Marsma TNI Purwoko Aji Prabowo.

Baca juga: Presiden PKS: Tidak Boleh Ada Hoaks, Jadikan Pileg dan Pilpres Rekreasi Politik

Ada pula tokoh agama dan tokoh masyarakat Banten, antara lain KH Abuya Ahmad Muhtadi Dimyathi, KH Tubagus Abdul Hakim dan KH Hafidz Anshori.

Adapun Latihan Kesiapsiagaan Operasional TNI di Banten merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI kepada rakyat.

Pengadaan Alutsista TNI yang modern, pendidikan dan latihan bertujuan meningkatkan profesionalisme TNI agar dapat melindungi negara dari segala ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Kompas TV Banyaknya jumlah pilihan dalam pemilu kali memicu penyebaran informasi yang tidak valid. Google Indonesia punya cara sendiri agar pemilih mendapat informasi yang akurat terkait Pemilu 2019. Situs terpercaya akan berada di posisi teratas dalam mesin pencari dan Youtube. Selain itu menangkal pelaku penyebar hoaks dengan menutup situsnya. Google bekerja sama dengan KPU, Bawaslu, dan Kominfo agar pemilih Indonesia menjadi pemilih yang pintar, bijaksana, dan cerdas serta menggunakan hak pilihnya 17 April nanti. #GoogleIndonesia #PintarMemilih #TangkalHoaks
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com