JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo mengatakan, hoaks biasanya muncul menjelang pelaksanaan pemilu. Menurutnya, mendekati waktu pemilu, maka hoaks yang tersebar kian banyak.
"Hoaks ini timbul karena biasanya, kalau tidak menjelang pilkada, pilpres, pileg, dan makin lama mendekati waktunya makin gencar," ujar Bambang ketika ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Baca juga: Rudiantara: Ditemukan 771 Hoaks Sejak Agustus 2018, 23 Persennya Terkait Politik
Ia menjelaskan, hoaks dalam pemilu mungkin awalnya untuk menjatuhkan lawan, lambat laun justru mengadu antarkelompok masyarakat yang berpotensi munculnya konflik.
"Dan ini (hoaks) kita rasakan hari-hari ini. Bahkan kini menjadi sumber keresahan di masyarakat," ungkapnya kemudian.
Bahkan, dia sempat mendengar ada isu yang menyebutkan bakal ada kerusuhan di hari pelaksanaan pemilu, 17 April.
Baca juga: KPU Tak Rela Pemilih Jadi Irasional gara-gara Hoaks dan Disinformasi
Tak heran apabila makin banyak orang memilih berpergian ke luar negeri dan melepaskan hak pilihnya.
"Bahkan terakhir saya mendengar di media sosial ada pesan berantai yang mengatakan bahwa ada kerusuhan 17 April mendatang. Sehingga, banyak masyarakat yang mulai khawatir dan memutuskan berlibur ke luar negeri," paparnya.
Baca juga: Wiranto: Siapa Bilang Pemerintah Enggak Kerja? Itu Hoaks, Lawan!
Bambang meminta kepada aparat penegak hukum untuk gencar mensosialisasikan dan menindak pelaku yang menyebar hoaks, mengingat pileg dan pilpres digelar serentak.
"Ini pemilu terumit di dunia. Kalau kita berhasil melewati hoaks di pemilu ini, maka demokrasi Indonesia kian berkembang. Tapi kalau gagal, rusuh, maka kita akan dicemooh oleh negara lain," pungkas Bambang.