Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Johan Budi "Nyaleg", Siasati Kampanye Tanpa Bagi-bagi Amplop

Kompas.com - 15/02/2019, 13:53 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo kini tak hanya sibuk menjadi juru bicara presiden.

Johan yang lebih dulu dikenal sebagai juru bicara dan unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sedang berkampanye sebagai calon anggota legislatif.

Johan adalah calon anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek.

Baca juga: Dipadati Agenda Presiden, Kapan Waktu Johan Budi Berkampanye?

Johan yang latar belakangnya bukan seorang politisi itu mengakui bahwa tak mudah untuk berkampanye. Namun, Johan memiliki cara tersendiri untuk meyakinkan masyarakat di dapilnya.

"Mungkin saya agak beda dengan yang lain. Kalau saya ke daerah, saya menyempatkan ketemu warga desa, 50 sampai 60 orang. Biasanya berdiskusi soal apa yang jadi aspirasi warga," ujar Johan kepada Kompas.com, Kamis (14/2/2019).

Johan mengatakan, karena waktu yang sempit, agenda pertemuan juga tidak dapat banyak dilakukan.

Baca juga: Safari Politik, Johan Budi Jelaskan Modus Korupsi Baru

Biasanya, di setiap wilayah, Johan hanya menjadwalkan sekitar lima agenda pertemuan dengan masyarakat.

Tanpa bagi-bagi amplop

Ciri lain yang membedakan Johan saat berkampanye adalah tidak ada pembagian uang atau bantuan berupa apa pun kepada masyarakat.

Johan berusaha meyakinkan pemilih bahwa visi-misi lebih penting ketimbang memilih pemimpin karena diberikan uang.

"Saat diskusi, saya sampaikan prinsip saya berkampanye, saya tidak mau habis ini bagi-bagi amplop. Saya tidak mau orang datang karena ada uang transpor. Mau datang ya silakan, kalau enggak ya tidak apa-apa," kata Johan.

Baca juga: Johan Budi Paparkan Arahan Presiden Soal Nobar - ROSI

Menurut Johan, meski diberi tahu tidak ada pembagian uang, masyarakat tetap datang dan antusias terhadap program-program yang ia tawarkan. Misalnya, program pembangunan daerah yang sejalan dengan program Jokowi.

Johan mengakui bahwa kiprahnya di KPK memberikan dampak positif baginya. Citra jujur dan antikorupsi melekat pada dirinya sehingga semakin memberikan kepercayaan di masyarakat.

Kepada masyarakat, Johan juga menjelaskan bahwa uang pribadinya hanya cukup untuk melaksanakan kampanye secara sederhana. Hal itu ternyata dimengerti oleh warga di dapilnya.

Baca juga: Jabat Staf Khusus Presiden, Johan Budi Merasa Tak Pantas Berkampanye di Pilpres

Bahkan, menurut Johan, warga langsung yang mengundang kehadirannya untuk berdiskusi dan mengenal dirinya secara lebih mendalam.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com